Pilpres 2019
Ada Upaya Pelibatan Emak-emak Dalam Kegiatan Politik Praktis
Kami melihat ibu dijadikan alat politik praktis. Ibu-ibu bisa berpolitik, kalau dijadikan alat kami tidak mau.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Koordinator Perempuan Milenial Indonesia (Permisi) menolak pelibatan kaum ibu atau "emak-emak" di dalam kegiatan politik praktis untuk kepentingan pemilihan umum (pemilu) 2019.
Koordinator Permisi, Ananda Lamandau, menilai ada upaya kubu pasangan bakal calon presiden-calon wakil presiden, Prabowo Subianto-Sandiaga Uno menarik "emak-emak" terlibat politik praktis.
"Kami melihat ibu dijadikan alat politik praktis. Ibu-ibu bisa berpolitik, kalau dijadikan alat kami tidak mau. Emak-emak digiring oleh mereka," ujar Ananda, ditemui di kantor Bawaslu RI, Rabu (12/9/2018).
Atas dasar itu, dia menyampaikan permohonan kepada Bawaslu agar menegakkan aturan pemilu. Sehingga, tidak ada politisasi terhadap emak-emak.
Selain itu, lembaga pengawas pemilu itu diminta tidak membiarkan kampanye-kampanye hitam dan ujaran kebencian terkait Suku, Agama, Ras, dan AntarGolongan dibiarkan.
"Mendesak Bawaslu menindak oknum dan lembaga yang melakukan kampanye hitam menggunakan politik identitas," tegasnya.
Pada Rabu ini, Permisi menggelar aksi penyampaian pendapat di Jalan MH Thamrin atau depan gedung Bawaslu RI.
Dia menjelaskan, peserta aksi melakukan gerakan simpatik, karena pelibatan emak-emak dalam kegiatan politik praktis.
Rencananya, ke depan akan ada aksi serupa juga di beberapa daerah lainnya.
"Di setiap daerah akan ada. Pasti ada aksi lanjutan,"katanya.