Mantan Kepala Intelijen TNI: Gerakan #2019GantiPresiden Berpotensi Makar
Soleman berpendapat, potensi makar yang dimaksut itu karena adanya gesekan sejumlah kelompok dengan kelompok #2019GantiPresiden di berbagai daerah.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Kepala Badan Intelijen Strategis (Bais) TNI Soleman B. Ponto menduga gerakan #2019GantiPresiden yang terus digaungkan sejumlah kelompok di berbagai daerah berpotensi manjatuhkan pemerintahan atau makar.
Baca: Jalani Syuting 48 Jam Chelsea Islan Kelelahan Sampai Menangis
Baca: Ayah Bripda PND Angkat Bicara Soal Hubungan Putrinya dengan Ahok
Soleman berpendapat, potensi makar yang dimaksut itu karena adanya gesekan sejumlah kelompok dengan kelompok #2019GantiPresiden di berbagai daerah.
Hal itu tentu menimbulkan ganguan kemananan nasional dan berpotensi menjatuhkan pemerintah yang sah.
"Bisa disimpulkan, bahwa gerakan ganti presiden ini punya potensi untuk menjadi makar," kata Ponto dalam diskusi 'telaah gerakan #2019gantipresiden dari perspektif ancaman negara' di kawasan Cikini, Jakarta Pusat, Sabtu (8/9/2018).
Menurut pensiunan jenderal bintang dua Angkatan Laut (AL) itu, pihak kepolisian harus mengambil langkah-langkah untuk mencegak timbulkan gesekan di masyarakat.
Pasalnya, lanjut Soleman, gerakan #2019GantiPresiden menjadi pembenaran dan memunculkan benturan dengan kelompok masyarakat yang tak sepakat dengan gerakan itu.
"Kepolisian dan pihak keamanan harus bersikap saat munculnya gejala gesekan di masyarakat," terangnya.
Soleman menyebut, pemerintah saat ini dapat menggunakan dua cara dalam mencegah #2019GantiPresiden, yakni secara hukum atau di luar hukum.
Ponto menyebut cara-cara di luar hukum dalam mengatasi gerakan ganti presiden pernah dilakukan pada pemerintahan Orde Baru.
"Kalau mereka memutuskan by law maka mau tidak mau, suka tidak suka, aturan-aturan hukum yang akan dipakai agar supaya benturan kedua kubu ini tidak terjadi," terang Soleman.