Pilpres 2019
Sekjen PDIP Mengaku Intens Jalin Komunikasi dengan Yusril
"Menteri zaman Bu Mega. Sosok memahami sebagai pakar hukum HTN. Kami memiliki respek terhadap hal tersebut," kata dia.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, mengatakan Koalisi Indonesia Kerja (KIK) menjalin komunikasi dengan semua pihak untuk memenangkan Joko Widodo-Ma'ruf Amin dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2019.
Menurut Hasto, Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB), Yusril Ihza Mahendra, merupakan salah satu tokoh yang intens diajak berkomunikasi.
Baca: Penyidik KPK Cecar Romahurmuziy dengan 16 Pertanyaan Selama Tiga Jam
"Kami intens berkomunikasi dengan pak Prof Yusril," ujar Hasto, ditemui di kantor Bawaslu RI, Kamis (23/8/2018).
Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri dan Yusril Ihza mempunyai kedekatan hubungan.
Pakar Hukum Tata Negara itu pernah menjadi menteri Hukum dan Perundang-Undangan pada saat Megawati menjabat sebagai Presiden Republik Indonesia kelima pada periode Agustus 2001 – 21 Oktober 2004.
Baca: PDIP: Tidak Ada Ruang untuk Intoleransi di Bumi Pancasila
"Menteri zaman Bu Mega. Sosok memahami sebagai pakar hukum HTN. Kami memiliki respek terhadap hal tersebut," kata dia.
Kedekatan hubungan itu terus berlanjut sampai saat ini.
Hasto mengaku, PDIP berupaya membantu PBB saat mengalami permasalahan di KPU RI.
Baca: Tewas Tenggelam di Jerman, Jenazah Mahasiswi Asal Malang Tiba di Jakarta Kamis Siang
"Di KPU ada masalah secara spontan kami menawarkan bantuan untuk advokasi. Itu hubungan baik di antara partai antara para tokoh. Kami jalin komunikasi," kata dia.
Dia menambahkan, saat ini KIK sudah bergabung sembilan partai politik.
Namun, dia menyambut positif apabila terdapat elemen masyarakat yang memberikan dukungan kepada Jokowi-Ma'ruf.
"Dari koalisi sudah 9 parpol, batas 10 Agustus. Ketika ada pihak elemen masyarakat elemen partai yang memberikan dukungan, itu hal positif," tambahnya.
Sebelumnya, Ketua Umum PBB Yusril Ihza Mahendra hanya memberikan bocoran kader PBB cenderung mendukung pasangan capres dan cawapres yang berasal dari unsur ulama.
"Nanti PBB akan bersikap, tapi prinsipnya, kader-kader PBB lebih sreg dengan pasangan yang ada ulamanya," kata Yusril di Surabaya, Kamis (23/8/2018).