Pilpres 2019
Wacana Pembentukan Satgas Agama di Tim Sukses Prabowo-Sandi
"Nanti kami akan ada satgas agama. Di situ nanti ulama-ulama akan masuk. Tadi usulan rapatnya seperti itu," katanya di kantor DPP Gerindra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wacana pembentukan Satuan Tugas Agama di kubu pemenangan pasangan Prabowo-Sandiaga mencuat ketika Anggota Dewan Pembina Partai Gerindra, Djoko Santoso menjelaskan adanya masukan tersebut.
"Nanti kami akan ada satgas agama. Di situ nanti ulama-ulama akan masuk. Tadi usulan rapatnya seperti itu," katanya di kantor DPP Gerindra, Jakarta, Senin (20/8).
Namun, lanjut dia, masih akan dikoordinasikan lebih lanjut oleh tim pemenangan apabila nantinya sudah terbentuk. Jelas dia, Satgas Agama tidak hanya terdiri dari para ulama. Tetapi juga diisi oleh kalangan pendeta dan pemuka agama lainnya.
Baca: Ibrahim Hongkong Anggota DPRD Kaya Raya Tetapi Jadi Bandar Besar Narkoba, Ini Fakta-faktanya
Tugas mereka dalam pemenangan, akan memberkan tausyiah dan ceramah kepada masyarakat untuk tetap bersatu dan tidak tercerai berai. "Ini kan pemilu, bukan perang. Jadi, semuanya harus berkepala dingin," urainya.
keberadaan Satgas Agama, menurut pengamat politik yang juga Wakil Direktur Saiful Mujani Research Centre (SMRC), Sirojuddin Abbas masih harus dilihat terlebih dahulu.
Pasalnya, keberadaan satgas dapat dinilai baik apabila isu yang dimunculkan juga memilki anggapan-anggapan positif. Begitu sebaliknya.
Kendati demikian, dia melihat bahwa isu agama tidak akan berpengaruh besar pada Pemilu 2019. Hadirnya Ma'ruf Amin sebagai pendamping Jokowi, dapat meredam isu tersebut.
"Saya pikir tidak akan separah 2014 atau 2017, karena Pak Jokowi sudah menggandeng Pak Ma'ruf Amin menjadi wakilnya. Ini cukup untuk meredam isu politik identitas," jelasnya.
Dia menjelaskan, justru akan menjadi menarik ketika dua mantan jenderal angkatan darat , yakni Jenderal (purn) Moeldoko yang menjadi wakil ketua tim pemenangan pasangan Jokowi-Ma'ruf dan Jenderal (purn) Djoko Santoso di kubu Prabowo-Sandiaga.
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia, Raja Juli Antoni enggan berbicara banyak menanggapi hal itu. Dia justru mempertanyakan Satgas tersebut kepada Prabowo Subianto.
"Kita sih tidak ambil pusing ya. Tapi, coba tanya ke Pak Prabowo. Kalau benar satgas itu ada, kok dia bisa beda sama omongan sebelumnya?" jelas Raja.
Naik Moge ke KPU
Sementara sembilan Sekretaris Jenderal partai koalisi pendukung calon presiden Joko Widodo naik motor gede dari Posko Cemara ke kantor Komisi Pemilihan Umum di Menteng, Jakarta Pusat.
Sekretaris Jenderal Partai Persatuan Pembangunan Arsul Sani mengatakan, tujuannya mereka ke KPU untuk menyerahkan struktur tim kampanye Jokowi-Ma'ruf di Pemilihan Presiden 2019.
Selain itu, ucap Arsul, mereka juga menyerahkan visi-misi dan program dari pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden, Jokowi-Ma'ruf.
Arsul berujar, niatan mereka naik motor agar menghindari kemacetan di Jakarta. Kemudian, untuk mengikuti gaya Jokowi saat acara pembukaan Asian Games 2018 di Jakarta. Saat itu, Jokowi mengendarai motor gede untuk sampai ke tempat acara pembukaan di Stadion Utama Gelora Bung Karno.
"Kalau capresnya naik motor, masa kita naik mobil," kata Arsul.
Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto menjelaskan ingin menunjukkan sebuah kegembiraan berpolitik dengan mengendarai motor. Apalagi, mereka memiliki relawan Jokowi Riders yang khusus menangani desain kendaraan roda dua itu.
"Kita ingin tampilkan wajah kegembiraan dalam berpolitik. Kami juga ingin memperlihatkan kesiapsiagaan dengan menggulung ke meja sampai siku," ungkapnya.
Mereka yang menaiki motor, yakni Sekjen Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Hasto Kristiyanto, Sekjen
Golkar Lodwijk F Paulus, Sekjen Hanura Herry Lontung Siregar, Sekjen Partai Kebangkitan Bangsa Abdul Kadir Karding, Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate, Sekjen Partai Perindo Ahmad Rofiq, Sekjen Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni, serta Sekjen Partai Keadilan dan Partai Indonesia Verry Surya Hendrawan.
Moge yang digunakan para sekjen, yakni merek Ducati, Kawasaki, dan Suzuki. Dengan pelbagai warna, merah, hijau, putih, dan hitam. Para sekjen dibonceng oleh para pengendara yang mengenakan kaos bertuliskan, "Joko Widodo-Ma' ruf Amin: Bersih, Merakyat, dan Kerja Nyata".(tribunnews/amryono prakoso)