Jumat, 3 Oktober 2025

Piala Dunia 2010

Desain Terbaru Jabulani Akan Warnai Laga Perempat Final

Jabulani sudah melalui sesi penyempurnaan dari sisi aerodinamis, sesuatu yang selalu dikeluhkan para kiper di babak penyisihan grup.

Editor: Anwar Sadat Guna
zoom-inlihat foto Desain Terbaru Jabulani Akan Warnai Laga Perempat Final
IST
Peluncuran Jabulani, bola resmi Piala Dunia 2010
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Nurfahmi Budiarto dari Afrika Selatan

TRIBUNNEWS.COM, JOHANNESBURG
- Setelah mendapat kritik dari pelbagai peneliti tentang kualitas Jabulani (bola Piala Dunia 2010) yang dianggap terlalu sempurna sehingga sulit dikontrol pemain, pihak Universitas Loughborough langsung membuat klarifikasi tentang kondisi terkini bola produksi Adidas terdebut.

Saat menjawab pertanyaan Tribun via email, sang perancang Jabulani di sektor teknis, DR Andy Harland PhD, menegaskan, Jabulani sudah melalui sesi pembenahan dan penyempurnaan dari sisi aerodinamis, sesuatu yang selalu dikeluhkan para kiper selama babak penyisihan grup.

"Kami sudah bekerja keras untuk menyiapkan Jabulani di fase knock out. Ada beberapa detail teknis yang kami rubah sedikit, tentu sesuai arahan dan hasil keluhan dari para pemain."

"Saya yakin, bola itu kini sudah jauh lebih enak dan bersahabat dengan para pemain," ucap Andy.

Sisi teknis yang paling banyak mendapat sentuhan adalah kecepatan bola, terutama jika tengah berada di udara, baik dalam posisi memutar ataupun stagnan.

Teknik terakhir inilah yang dianggap sebagai pemicu susahnya bola diantisipasi, karena begitu bola tidak berputar di udara, otomatis kecepatan angin-lah yang menjadi sangat menentukan.

Alhasil, arah bola dengan teknik tendangan seperti itu jelas akan melenceng dari perkiraan awal kiper, dan cenderung berbelok pada 1 atau 2 meter sebelum menjangkau titik sasaran.

Jabulani hasil riset terbaru ini akan segera digunakan pada laga perempat final antara Belanda versus Brasil dan Uruguay versus Ghana.

Andy menjamin Jabulani akan makin enak dimainkan, dan kiper tidak akan mengeluh tentang arah bola.

Mengenai tingkat kecepatan yang dianggap masih terlalu kencang, Dosen Senior Teknologi Olahraga ini mengungkapkan, Jabulani versi riset anyar memiliki panel khusus untuk mereduksi dampak negatif dari angin dan udara pada umumnya.

"Jadi mungkin sudah tidak lebih dari lima persen, melainkan ada di rentang 3-4 persen saja, jadi saya pikir Jabulani ini akan menguntungkan semua pemain, walhasil saya menjamin pertandingan akan seru karena satu faktornya, bola, sudah makin membaik," tukas Andy. (Tribunnews.com/bud)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved