Piala Dunia 2010
Brasil Tantang Permainan Ofensif Chili
Chili sangat memerlukan keberuntungan besar ketika menghadapi tim Brasil di babak 16 besar putaran final Piala Dunia 2010. Jika rekam jejak tim menjadi satu-satunya penentu kehebatan, Brasil tentu merupakan tim yang terlalu kuat bagi Chili.
Dalam lima tahun terakhir, Chili kalah dalam tujuh pertandingan dengan Brasil secara beruntun dan kebobolan 26 gol.
Bielsa tahu benar tantangan berat yang menghadang anak-anak asuhannya ketika menghadapi Kaka dkk di Stadion Ellis Park, Johannesburg, Senin malam waktu setempat atau Selasa (29/6/2010) dini hari WIB.
"Mereka selalu menjadi tim yang harus ditakuti dan lebih dari itu, menambahkan kecepatan, dan gaya main tidak mengenal ampun," kata Bielsa.
Namun, bukan Bielsa namanya kalau tidak membuat suatu kejutan. Dalam tiga tahun terakhir, Bielsa berhasil mendatangkan perubahan besar di tim nasional Chili, sehingga tim itu berkembang dari sosok paling lemah di Amerika Latin menjadi salah satu yang terbaik.
Permainan Chili di Piala Dunia juga menuai pujian dari sejumlah pengamat bola. Chili mampu memperagakan permainan ofensif yang indah berkat strategi yang cepat dan nekat dengan formasi 3-3-1-3.
Tetapi, Brasil dikenal juga tim yang justru bermain bagus ketika menghadapi tim yang menyerang dan Chili masuk dalam kategori tim dengan gaya permainan menyerang. Ketika para pemain Chili bersemangat untuk maju, mereka kerap meninggalkan lubang menganga di lini belakang. Para pemain Brasil yang dikenal memiliki kecepatan dan fisik yang kuat bisa bisa dengan mudah mengeksploitasi lubang yang terbuka itu.
Dalam laga di 16 besar, yang lebih merisaukan Chili adalah absennya dua pemain andalan mereka, Gary Medel dan Waldo Ponce.
Hal berbeda justru terjadi di skuad Brasil. Pelatih Brasil Carlos Dunga tidak perlu merisaukan kekurangan stok pemain berkualitas. Dunga mengharapkan skuadnya bisa lebih kreatif di lapangan, dengan kehadiran Kaka, yang sudah bebas dari hukuman kartu merah, dan daya jelajah Robinho yang tinggi.
Felipe Melo mungkin tidak bisa diturunkan, tapi banyak pemain lain yang bisa mengisi posisi yang ditinggalkan Melo.
Brasil hanya mengeluhkan bila lawan yang dihadapi cenderung bermain bertahan ekstra rapat. Namun, keluhan itu kemungkinan tidak akan terjadi karena Bielsa adalah pelatih yang menganut filosofi menyerang. Pelatih asal Argentina ini cenderung mengerahkan pasukannya untuk mengambil inisitif menyerang, siapa pun lawannya. Hal itu diperagakan Chili saat bertemu Spanyol di pertandingan terakhir penyisihan grup. Chili yang sudah dipastikan lolos masih tampil ngotot dan menampilkan permainan keras.
Tapi bagaimanapun juga, di atas kertas Bielsa perlu kejutan dan keberuntungan besar jika ingin benar-benar bisa merepotkan, apalagi mengalahkan sang juara Piala Dunia lima kali itu.(*)