Selasa, 30 September 2025

Catatan Sepakbola Komang Agus Ruspawan

Spanyol Sajikan Sepakbola Romantis

SPANYOL bukan negara yang memiliki sisi romantisme. Spanyol yang memiliki sejarah sebagai bangsa penjajah, lebih dikenal dengan para matadornya yang liar dan pemberani.

Penulis: Komang Agus Ruspawan
Editor: Toni Bramantoro
zoom-inlihat foto Spanyol Sajikan Sepakbola Romantis
AP
Timnas Spanyol
SPANYOL bukan negara yang memiliki sisi romantisme. Spanyol yang memiliki sejarah sebagai bangsa penjajah, lebih dikenal dengan para matadornya yang liar dan pemberani.

Beda dengan Italia yang kehidupannya dipenuhi cerita romantis hingga menghasilkan sebuah karya agung Romeo and Juliet yang ditulis William Shakespeare antara tahun 1591 hingga 1595.

Namun jika bicara sepakbola, Spanyol justru mampu menyajikan sepakbola romantis dengan permainan yang seksi, atraktif, dan indah dipandang mata. Mereka menganut filosofi menyerang, menyerang, dan menyerang.

"Kami sangat menyukai sepakbola atraktif, menyerang, dan enak dipandang. Ketika menang dengan permainan seperti ini, kita akan merasakan kepuasan," ujar gelandang elegan Spanyol, Xavi Hernandez, dalam wawancaranya dengan FIFA.com.

Spanyol menjadi primadona di Piala Dunia 2010. Tim Matador merupakan sebagian kecil dari 32 tim peserta Piala Dunia yang masih berani mengusung sepakbola menyerang dengan menyunjung tinggi keindahan sepakbola.

Beberapa tim besar lainnya seperti Argentina, Brasil, Inggris, Jerman, atau Portugal juga menyajikan sepakbola menyerang. Tetapi mereka menepikan sisi keindahan demi mengejar kemenangan.

Pelatih Brasil, Carlos Dunga, jauh-jauh hari sudah menegaskan tujuan timnya bukan untuk menang dan menghibur. Tapi hanya semata-mata mencari hasil akhir; kemenangan!

Doktrin Dunga pun menjangkiti punggawa Brasil yang dalam sejarah panjang persepakbolaan dunia dikenal dengan skill individunya yang menawan dan mengusung sepakbola indah yang terkenal dengan istilah jogobonito.

Simaklah komentar bek kanan Brasil, Douglas Maicon; "Lupakan jogobonito. Yang terpenting bagi kami adalah bagaimana memenangkan setiap pertandingan. "

Sejauh ini, Brasil sudah mencapai tujuannya itu. Tim Samba yang menyandang lima gelar juara Piala Dunia telah memastikan diri lolos ke babak 16 besar.

Brasil menang 2-1 atas Korea Utara dan mengalahkan Pantai Gading 3-1 dengan permainan yang biasa-biasa saja.

Mereka memimpin klasemen Grup G dengan enam angka, dan malam ini akan bertanding melawan Portugal untuk menentukan posisi juara grup.

Berbanding terbalik dengan nasib Spanyol. Tim Matador masih ketar-ketir menunggu nasib untuk melaju ke fase knock out.

Spanyol yang menjadi favorit Grup H sekaligus favorit juara di Piala Dunia 2010, di luar dugaan kalah 0-1 dari Swiss pada laga perdana.

David Villa dkk yang bermain atraktif kalah oleh permainan pragmatis Swiss; bertahan dan hanya mengandalkan serangan balik!

Pada laga kedua, Spanyol sukses memetik kemenangan 2-0 atas Honduras. Dan dini hari nanti, Spanyol akan melakoni partai hidup mati melawan Cile.

Spanyol wajib menang. Bahkan harus menang besar. Inilah satu-satunya jalan menuju 16 besar. Sementara Cile hanya butuh hasil seri untuk lolos sekaligus mengunci posisi juara grup.

Kita tentunya berharap Cile tidak akan menampilkan permainan defensif untuk mengejar target seri. Pencinta sepakbola sudah muak dengan sepakbola negatif yang mewarnai panggung akbar Piala Dunia 2010.

Sungguh menjemukan melihat sebuah tim yang menumpuk pemainnya di daerah sendiri dan hanya menempatkan satu orang sebagai penyerang. Kita sudah bosan disajikan permainan di mana hanya satu tim yang berniat melancarkan serangan.

Tapi itulah sepakbola. Seperti kata Jose Mourinho, sepakbola bukan hanya mengajarkan kita bagaimana cara menyerang tapi juga bagaimana menggalang pertahanan. Termasuk kadang harus bermain bertahan total. Dan inilah bagian dari strategi demi sebuah tujuan tinggi.

Nah
, akankah Spanyol mampu melewati hadangan Cile, menyingkirkan Swiss yang mengusung gaya cattenaccio ala Italia, lalu melaju ke babak 16 besar dengan menjuarai Grup H?

Menarik ditunggu, apakah sepakbola romantis Spanyol akan berakhir tragis seperti cerita romantis Romeo and Juliet atau menemukan happy ending dengan menghancurkan sepakbola pragmatisme yang mulai menjakiti dunia lapangan hijau.

* Komang Agus Ruspawan

   Wartawan Tribun
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan