Kamis, 2 Oktober 2025

Piala Dunia 2010

Australia Masih Butuh Mark Viduka

Keberuntungan memang selalu datang tak terduga. Itu pula yang Tribun alami kala tak sengaja mendapati legenda renang dunia asal Australia, Ian Thorpe. Saat sedang di beranda Sandton Convention Centre, tiba-tiba saja Ian nongol dari dalam restoran.

Editor: Widiyabuana Slay
zoom-inlihat foto Australia Masih Butuh Mark Viduka
Ian Thorpe
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurfahmi Budi

TRIBUNNEWS.COM - Keberuntungan  memang selalu datang tak terduga. Itu pula yang Tribun alami kala tak sengaja mendapati legenda renang dunia asal Australia, Ian Thorpe. Saat sedang di beranda Sandton Convention Centre, tiba-tiba saja Ian nongol dari dalam restoran.

Kesempatan itu pun tak disia-siakan, karena Ian memang datang ke Afrika Selatan (Afsel) untuk menonton pertandingan putaran final piala dunia 2010, khususnya menjadi suporter istimewa bagi Australia, tim yang kini tengah berada di ujung tanduk.

Berikut wawancara Tribun dengan Ian Thorpe tentang peluang Socceroos, tentang Mark Viduka, penyesalan terhadap kartu merah Harry Kewell sampai kegiatannya usai pensiun dari olahraga yang telah membesarkan namanya.


Q: Apa kabar Torpedo? Saya dari Indonesia.
A: Oke, baik-baik saja. Oh ya?berarti kita dekat ya, dan saya cukup mengenal Jakarta karena setelah mundur total dari kolam renang internasional saya sempat datang ke sana, kota yang sangat hidup.

Q: Menurut Anda, bagaimana penampilan Aussie di putaran final piala dunia 2010 ini?
A: Untuk partai pertama, saya jelas tidak menyangka kami bisa kalah sangat telak. Mungkin itu jadi catatan terburuk bagi kami di piala dunia. Kami tampil tidak terlalu buruk, hanya saja Jerman memang sangat bagus. Melawan Ghana kami tampil lebih baik, sayang kami kurang beruntung karena dua hal;kartu merah Harry dan gol penalti yang membuat hasil akhir jadi imbang.

Q: Apa sebenarnya kekurangan Australia saat ini?
A: Saya yakin titik terlemah kami malah ada di lini depan. Saya melihat area tengah sudah berjalan dengan baik, belakang juga makin baik pada laga kedua.

Q: Ada solusi yang mungkin harus dilakukan Aussie?
A: Kelemahan ada di lini depan, itu berarti kami harus menambah intensitas ofensif. Sayang, seharusnya Mark (Viduka) masih ada. Dia bisa menjadi solusi penting. Seharusnya tenaga Mark masih dibutuhkan. Tapi sudahlah, saya yakin pelatih pasti memiliki pilihan terbaik sesuai kebutuhan tim.

Q: Bagaimana dengan partai terakhir melawan Serbia nanti?
A: Serbia jelas bukan lawan yang mudah untuk ditumbangkan. Kami butuh kemenangan jika ingin lolos sembari berharap tim lain saling mengalahkan. Tapi dengan kesolidan tim, saya pikir kami bisa menang dan tinggal menunggu pertandingan lain.

Q: Bagaimana tentang kartu merah Harry Kewell?
A: Tentu saja saya sangat menyesalkan apa yang dilakukan wasit. Tak seharusnya itu jadi kartu merah. Saya berada di stadion, menyaksikan langsung apa yang terjadi di sana dan Harry sudah bermain bagus. Tanpa Harry kami mungkin jelas kurang dalam sisi ofensif, tapi kemenangan sepertinya tetap akan menjadi milik kami.

Q: Menurut Anda, siapa yang akan menjadi juara kali ini?
A: Saya tak bisa menebak begitu saja. Tapi melihat sisi permainan dan tradisi, Brasil, Argentina dan Spanyol bisa menjadi juara dunia.

Q: Tim lain?

A: Belanda dan Jerman bisa menyodok kemapanan tiga tim di atas. Bahkan bukan tidak mungkin mereka bisa menyingkirkan satu dari tiga tim pertama tadi.

Q: Kegiatan Anda sekarang?
A: Saya tetap berlatih renang, tapi tidak sendiri karena ada beberapa siswa didik yang ingin saya mentaskan ke level internasional. Selain itu, saya juga sesekali bergelut di dunia model, dan mengurus yayasan sosial khusus untuk anak-anak yang kurang mampu di kawasan Afrika ini.  

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved