Kamis, 2 Oktober 2025

Piala Dunia 2010

Lippi Salahkan Cannavaro dkk Saat Ditahan imbang Selandia Baru

Marcello Lippi menyalahkan pemainnya sebagai penyebab utama kegagalan Italia mengalahkan Selandia Baru, Minggu (20/6). Gianluca Zambrotta cs. disebut Lippi terlalu sering memainkan umpan-umpan silang.

Editor: Toni Bramantoro
TRIBUNNEWS.COM, CAPETOWN - Marcello Lippi menyalahkan pemainnya sebagai penyebab utama kegagalan Italia mengalahkan Selandia Baru, Minggu (20/6). Gianluca Zambrotta cs. disebut Lippi terlalu sering memainkan umpan-umpan silang.

Italia kembali gagal mendulang kemenangan setelah diimbangi Selandia Baru 1-1. Sebelumnya, Gli Azzurri meraih hasil yang sama saat berhadapan dengan Paraguay di laga pertama.

Marcello Lippi menilai ada kesamaan dalam proses terciptanya gol yang diderita Italia di kedua laga. Gol-gol tersebut disebabkan lemahnya konsentrasi Fabio Cannavaro dkk. di awal laga.

"Itu adalah perjuangan dan, lagi-lagi, kami memulai laga dengan buruk. Untuk kedua kalinya kami kebobolan dari bola pertama yang disepak ke dalam kotak penalti kami," kata Lippi dalam konferensi pers pascalaga dikutip Football Italia.

Cannavaro dkk. bisa mendominasi laga melawan Selandia Baru, namun gagal mencetak gol dari open play. Menurut Lippi, itu disebabkan Italia kehilangan ketajaman dan inisiatif dari para penyerangnya.

"Kami mendominasi, hal yang wajar meskipun skor berakhir 0-0, dan berusaha keras. Itu jelas tidak kurang, tapi kami kehilangan ketajaman dan inisiatif dari beberapa pemain," jelas Lippi.

"Kami membentur tiang gawang dan menciptakan beberapa peluang. Tapi, mempertimbangkan dominasi kami di sepanjang laga, semua itu jauh dari cukup," sambung eks pelatih Juventus.

Pelatih yang membawa Gli Azzurri memenangi Piala Dunia 2006 itu secara khusus menyorot pola serangan Italia melawan Selandia Baru yang seringkali mengandalkan umpan-umpan silang. "Bukan hal yang bijak untuk terus menggunakan umpan-umpan silang ketika bek-bek Selandia Baru bertinggi 2 meter," kritik Lippi.

Di babak kedua, Lippi mencoba memasukkan Antonio Di Natale dan Mauro Camoranesi untuk menarik tiga bek Selandia Baru yang bermain disiplin. Namun, taktik tersebut sia-sia lantaran Italia terus memainkan umpan-umpan silang.

"Di Natale dan Camoranesi dimasukkan untuk menarik tiga pemain bertahan dari posisinya. Kami memiliki kualitas di lapangan pada babak kedua, tapi kami gagal memanfaatkannya dengan terus mengirim umpan-umpan silang ke kotak penalti lawan. Itu bukanlah cara yang tepat untuk bermain," papar Lippi.

"Kami bermain melawan tim dengan pemain-pemain tinggi dan mengandalkan fisik yang mampu unggul dengan cepat. Itu memalukan, karena kami tahu itu adalah satu-satunya cara mereka bisa membahayakan kami," sambungnya.

Gol Italia ke gawang Selandia Baru diraih lewat titik penalti yang sukses dieksekusi Vincenzo Iaquinta. Penalti diberikan setelah Daniele De Rossi ditarik oleh Tommy Smith. Banyak pihak menggap gelandang Roma itu sengaja menjatuhkan diri.

Mengenai hal itu, Lippi berkomentar, "Saya menilai gol Selandia Baru offside. Penalti atas dilanggarnya De Rossi bersih. Saya juga melihat Rory Fallon berluang kali melayangkan sikutnya."

Dengan hanya dua hasil seri dari dua laga, Italia tidak berada di posisi yang nyaman di Grup F untuk sekedar lolos apalagi memilih lawan di babak 16 besar. Namun, situasi tersebut malah menginspirasi Lippi untuk mengulang sukses Italia di Piala Dunia 1982. Saat itu, anak asuh Enzo Bearzot lolos ke babak 16 besar, bahkan menjadi juara dunia, dengan hanya mengumpulkan tiga hasil seri di fase grup.

"Kami juga bisa lolos dengan hasil seri, seperti yang dilakukan skuad Enzo Bearzot di tahun 1982. Jika kami tidak lolos dari grup ini, barulah tepat bagi kami untuk memikirkan pulang," pungkas pelatih yang usai Piala Dunia 2010 bakal digantikan Cesare Prandelli.    

BNC

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved