Langsung dari Afsel
Ketika Calo Tiket Berharap Panen Saat Banting Harga...
Janji pihak k
Editor:
Hasiolan Eko P Gultom

TRIBUNNEWS.COM, AFRIKA SELATAN - Janji pihak kepolisian untuk memberantas praktik percaloan di sekitar stadion dan selama putaran final piala dunia 2010, ternyata tidak terwujud. Banyak calo yang masih berkeliaran meski kini mereka sepertinya lebih berhati-hati dalam menawarkan barang dagangan mereka.
Bedanya, kini para calo itu mengaku lebih realistis dalam memberi harga mengingat gairah sepakbola di Afsel sudah menurun drastis akibat prestasi Bafana-Bafana yang sangat mengecewakan.
Tidak tanggung-tanggung, harga yang mereka tawarkan hanya berkisar 25-30 persen lebih tinggi dibanding harga yang tertera di tiket. Rupanya, mereka beranggapan, nilai keuntungan tersebut hanya sekedar untuk membiayai transportasi dan membayar 'pajak' pada petugas keamanan yang selalu memberi informasi jika ada razia.
"Kini lebih sulit menjual tiket, kami berharap bisa lebih baik lagi nanti saat fase knock out, pasti kami akan panen lagi," tutur Laorel Mpupulangga, seorang calo yang khusus menjual tiket kelas III.
Kenyataan tersebut tampaknya tak jauh beda dengan di Indonesia. Suburnya fenomena percaloan rupanya ditunjang oleh para aparat keamanan yang justru seharusnya menjadi garda terdepan pembersih fenomena calo. Ketika para calo tiket subur berkeliaran atau bahkan mulai membanting harga, ada kong-kalikong yang terjadi, meski keuntungan yang mereka dapatkan hanya cukup membayar uang 'keamanan' untuk aparat.