Langsung dari Afsel
Tuan Rumah Keok Pernak-pernik Bafana Tak Laku
KEKALAHAN Afrika Selatan (Afsel) atas tim tamu Uruguay dengan skor telak 0-3 ternyata berimbas pada penjualan merchandise Bafana-Bafana.
TRIBUNNEWS.COM - KEKALAHAN Afrika Selatan (Afsel) atas tim tamu Uruguay dengan skor telak 0-3 ternyata berimbas pada penjualan merchandise Bafana-Bafana. Hal ini terlihat dengan perubahan yang terjadi di jalan, terutama pada setiap perempatan jalan. Sebelum Afsel kalah, bisa dengan mudah melihat para penjual pernak pernik pasukan Carlos Alberto Parreira tersebut.
Para pedagang kaki lima tersebut menjajakan bendera, syal, topi sampai pin Bafana Bafana di setiap persimpangan jalan. Tapi kini semuanya sudah berubah, semua yang berhubungan dengan tim tuan rumah berbalik menjadi barang minoritas.
Saat Tribunnews.com beranjak dari markas di Pretoria menuju Johannesburg kemarin, pemandangan menjadi berubah tatkala di setiap persimpangan jalan dan pintu keluar tol N1, hal berbau Afsel nyaris tak mereka tawarkan. Kini giliran pernak pernik Argentina, Belanda, Spamyol, Portugal dan Inggris yang merajalela.
Semua itu diiringi dengan turunnya harga. Jika sebelumnya topi dipatok 50 Rand atau sekitar Rp 70 ribu, kini dilepas dengan 20 Rand atau hanya Rp 26 ribu. Sebagian besar pedagang jalanan mengaku kalau mereka memotong harga sampai lebih dari 50 persen, asalkan barang dagangan mereka habis terjual. Sayang, bukan hal mudah untuk merayu pada pengendara, rata-rata dari mereka sudah menurun minatnya terhadap sepakbola, karena Bafana Bafana takluk dari Uruguay.
Sama seperti di jalanan, pada toko-toko resmi hal serupa juga terjadi. Jika sebelumnya kostum dan semua yang berhubungan dengan timnas Afsel begitu diburu, kini semuanya sudah kembali normal. Artinya, tingkat pendapatan toko-toko resmi ini turun hingga 30 persen. Kemungkinan gagalnya tuan rumah ke babak berikutnya, menjadi penyebab utama.
Walhasil, kini gerai-gerai resmi seperti di Brooklyn Mall, Menlyn Mall, Creckers, Nelson Mandela Square, Midrand Mall sampai Sandton Mall hanya diramaikan dengan produk tim asing. Bahkan beberapa di antara mereka sudah mengganti dominasi sepakbola dengan kostum tim rugby seperti Blue Bulls dan Springboks. (tribunnnews.com/bud)