Langsung dari Afsel
Saling Tukar Syal dan Ciuman
Piala Dunia 2010 memang sangat spesial, terutama bagi mereka yang datang langsung ke stadion. Segala perbedaan, terutama negara dan bahasa, seolah tak berbekas sama sekali. Semua suporter berbaur menjadi satu.
Editor:
Iwan Apriansyah

TRIBUNNEWS.COM - Piala Dunia 2010 memang sangat spesial, terutama bagi mereka yang datang langsung ke stadion. Segala perbedaan, terutama negara dan bahasa, seolah tak berbekas sama sekali. Semua suporter berbaur menjadi satu.
Seperti saat pertandingan Argentina kontra Korea Selatan yang dimenangi tim Tango dengan skor telak 4-1, Tribun yang berada di sisi timur Stadion Soccer City, tepat di gerombolan suporter Korea Selatan, melihat dengan jelas betapa piala dunia menjadi penghubung persaudaraan. Kendala bahasa tidak menjadi masalah berarti.
Meski didominasi barisan suporter Korsel, beberapa penggemar berkostum Argentina tetap santai menikmati pertandingan. Mereka tak terganggu dengan teriakan bahasa Korea, bahkan tetap meniup vuvuzela.
Setiap kali jala Korsel koyak, suporter Argentina yang minoritas tersebut tetap saja merayakan denga berjingkrak. Begitu pun saat Korsel membalas, gemuruh suara suporter Korsel tak membuat sang minoritas takut.
Sisi persahabatan berlatar sepakbola, benar-benar terbukti usai wasit meniup peluit panjang. Bukannya sedih, suporter Korsel malah bernyanyi dan berjoged ria bersama barisan suporter Argentina, baik di dalam maupun luar stadion.
Di luar area penonton, persahabatan antarsuporter terlihat saat mereka saling bertukar syal, kaos bahkan sampai ada yang saling berciuman meski mereka berasal dari negara berbeda.
Mereka benar-benar menikmati pesta piala dunia. Di area tunggu bus dan kereta, sembari menunggu, masing-masing suporter berbeda negara berkomunikasi.
Beberapa di antara mereka akhirnya saling tukar nomor handphone dan mengakhiri dengan pelulan mesra, penanda sebuah persahabatan. (Tribunnews.com/bud)