Asian Games 2018
Kisah Mila Penjual Minuman Di GBK Yang Harus Kucing-kucingan Dengan Petugas
Beralaskan dua helai koran dan sebuah kardus, ia tempatkan sejumlah botol minuman air mineral, dan juga minuman sari jeruk dan teh.
Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Leo Permana
TRIBUNJAKARTA.COM, JAKARTA - Di tengah kerumunan lalu lalang pejalan kaki yang turun dari Jembatan Penyeberangan Orang (JPO) Gelora Bung Karno (GBK), seorang wanita kurus dengan uban-uban yang menghiasi rambut hitamnya menjajakan minuman botol di sana.
Beralaskan dua helai koran dan sebuah kardus, ia tempatkan sejumlah botol minuman air mineral, dan juga minuman sari jeruk dan teh.
"Minumannya boleh mas, bu, silahkan," ujarnya saat menawari ke orang-orang yang lewat di depan lapaknya.
Wanita tersebut bernama Mila, ibu dari dua anak yang ia tinggal di rumah mertuanya di Bojonegoro, Jawa Timur.
Suaminya telah meninggalkannya sejak setahun yang lalu, dan ia memutuskan untuk merantau bekerja di Jakarta.
Bersama ibu kandungnya dia berangkat menggunakan kereta dengan tiket seharga Rp 165 ribu.
Di Jakarta, dia di ajak tetangganya untuk membantu berjualan minuman di beberapa lokasi di Jakarta.
"Kadang di Bekasi, Monas, Kebun Binatang Ragunan, sama di sini (GBK) lagi rame karena ada Asian Games," ujar Mila pada TribunJakarta.com, Sabtu (25/8/2018).
Ia mengaku penghasilan yang didapatnya dari berjualan tidak seberapa, karena hanya membantu menjualkan minuman saja.
"Cukup untuk kehidupan sehari-hari aja, untuk makan dan lainnya," ucapnya.
Dalam menjalankan pekerjaannya, ia mengaku harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP.
Bila ada petugas ia akan segera bergegas memasukkan semua botol minuman ke dalam tas besar berwarna birunya menuju ke atas JPO GBK.
"Buru-buru kabur ke atas (JPO), kalau udah pergi baru balik lagi ke bawah," ungkap Mila.
"Hingga saat ini, ia mengaku belum pernah diambil barang dagangannya meski sudah ada petugas yang menegurnya.