Materi Sekolah
Pengertian Teks Tanggapan: Ciri-Ciri, Struktur, dan Contohnya
Teks Tanggapan berisikan tanggapan terhadap suatu hal. Berikut pengertian Teks Tanggapan beserta ciri-ciri, struktur dan contohnya.
Penulis:
Yurika Nendri Novianingsih
Editor:
Suci BangunDS
TRIBUNNEWS.COM - Ada banyak jenis teks dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia, satu di antaranya Teks Tanggapan.
Sesuai namanya, Teks Tanggapan berisikan tanggapan terhadap suatu hal.
Selain memberikan opini, penulis juga mampu memberikan kritik atau saran membangun.
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Teks Tanggapan diartikan sebagai suatu sambutan terhadap ucapan yang dapat berwujud kritik, komentar, dan lain sebagainya.
Sementara itu, menurut Sujanto dalam penelitian pada tahun 2004, tanggapan merupakan suatu gambaran pengamatan yang berasal dari kesadaran seorang manusia ketika telah melakukan pengamatan.
Baca juga: Pengertian Asking and Giving Opinion dalam Bahasa Inggris, Dilengkapi Contoh Ungkapan dan Dialog
Oleh karena itu, Teks Tanggapan sendiri dapat disebut sebagai sebuah teks yang bisa disampaikan melalui komentar, evaluasi, kritik, pujian, dukungan, hingga penolakan terhadap suatu hal.
Beberapa hal yang dapat ditanggapi biasanya berangkat dari sudut pandang atau pengamatan yang muncul dalam pemikiran seseorang.

Ciri-Ciri Teks Tanggapan
Dikutip dari Gramedia, berikut ini ciri-ciri Teks Tanggapan:
1. Teks tanggapan memiliki isi yang bersifat objektif. Objektif sendiri dapat dipahami sebagai suatu yang berdasarkan fakta dan data atau keadaan yang sebenarnya.
2. Teks tanggapan memiliki kaidah kebahasaan yang unik. Kaidah kebahasaan ini disampaikan secara jelas dan logis, tetapi tetap mematuhi norma sopan santun yang berlaku di masyarakat.
3. Teks tanggapan memiliki struktur teks yang terdiri dari 3 bagian, mulai dari evaluasi, deskripsi, dan penegasan kembali.
Struktur Teks Tanggapan
Berikut struktur yang ada pada Teks Tanggapan, dikutip dari bobo.grid.id:
1. Konteks
Bagian pertama pada teks tanggapan adalah konteks yang berisi tentang pengenalan objek yang akan ditanggapi.
Objek yang ditanggapi bisa beragam dari buku, film, peristiwa, berita, dan lain sebagainya.
Pada bagian ini, teman-teman bisa menjelaskan hal-hal penting dari objek yang akan dibahas.
Seperti pada sebuah buku, tentu harus ada judul, pengarang, isi buku dalam garis besar, dan lain sebagainya.
Bagian ini penting untuk orang-orang yang ingin membaca teks tanpa mengenali dengan jelas objek yang dibahas.
2. Deskripsi
Lalu pada bagian kedua adalah deskripsi yang merupakan bagian memperjelas objek yang dibahas.
Pada bagian ini juga, teman-teman bisa memberikan berbagai informasi yang berkaitan dengan alasan.
Bagian ini juga bisa teman-teman isi dengan beberapa detail dari buku atau objek yang akan dibahas.
Contohnya, saat membuat teks tanggapan dengan objek buku, maka teman-teman bisa memberikan detail isi, seperti alur hingga tokoh-tokohnya.
Bagian deskripsi ini akan ada di posisi tengah, antara konteks dan penilaian.
3. Penilaian
Lalu pada bagian terakhir adalah penilaian yang tentunya berisi tentang tanggapan yang diberikan.
Pada bagian inilah, teman-teman bisa memberikan komentar dari kritik tentang kekurangan atau kelebihan.
Sertakan juga saran yang akan diberikan untuk objek yang diberi tanggapan.
Namun, pada bagian ini teman-teman juga harus menyertakan data atau memberikan tanggapan secara objektif.
Contoh Teks Tanggapan
Gerhana Matahari dan Mitos Kebutaan
Evaluasi
Berbicara mengenai gerhana matahari, mungkin banyak diantara kita yang bertanya, sebenarnya melihatnya secara langsung bisa menyebabkan buta, itu sebuah mitos atau fakta?
Deskripsi
Ketika menanggapi tentang fenomena alam tentunya kita bisa mengetahuinya lewat ilmu sains. Namun sebenarnya gerhana matahari itu?
Gerhana matahari adalah sebuah fenomena dimana posisi bumi, matahari dan bulan sejajar dan berada pada satu garis lurus. Pada saat itu Bulan akan melintas di antara bumi dan matahari, untuk beberapa waktu cahaya matahari ke bumi akan terhalang oleh bayangan Bulan.
Baca juga: Pengertian Teks Prosedur, Lengkap dengan Ciri-ciri, Tujuan, dan Jenisnya
Ketika fase total itu terjadi bulan menutupi matahari, korona matahari akan terlihat seperti menjulur dari pinggir bagian yang ditutupi oleh bulan. Lantas apa hubungan fenomena tersebut dengan kebutaan mata?
Menurut Thomas Djamaluddin, Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional atau LAPAN, melihat gerhana matahari total secara langsung bisa menyebabkan kebutaan adalah mitos modern.
Yang benar adalah cahaya matahari pada saat gerhana maupun dalam kehidupan sehari-hari sama-sama berbahaya, untuk itu jangan melihat matahari secara langsung sebab dapat merusak mata, lebih tepatnya pada bagian retina.
Kerusakan pada retina yang dimaksud adalah terjadinya solar retinopathy, suatu penyakit pada mata yang gejalanya muncul titik hitam pada setiap kamu memandang, dan penyakit ini akan sulit untuk disembuhkan.
Penyebabnya bisa jadi ketika fase gerhana Matahari total terjadi, suasana menjadi sangat gelap dan pupil mata membesar mencoba untuk menangkap cahaya sebanyak mungkin . Tetapi ketika fase total berakhir dan bulan mulai bergeser, cahaya matahari akan terang kembali, perpindahan dari gelap menjadi terang itulah yang sangat berbahaya.
Penegasan Ulang
Melihat dari faktor yang sudah diuraikan tersebut, pertanyaan melihat gerhana matahari bisa menyebabkan kebutaan adalah mitos modern. Faktanya sinar matahari sangat berbahaya jika kita melihatnya secara langsung, baik ketika gerhana atau dalam kehidupan sehari-hari.
(Tribunnews.com/Yurika)(bobo.grid.id/Amirul Nisa)
Simak artikel lainnya terkait Materi Sekolah
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.