Jumat, 3 Oktober 2025

Hidupkan Semangat Sumpah Pemuda Lewat 'Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018'

Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 merupakan program pendidikan karakter anak berbasis ekspedisi alam bebas pertama di Indonesia.

Editor: Choirul Arifin
HANDOUT
Sebanyak 35 pelajar dari berbagai daerah di Tanah Air baru saja menyelesaikan kegiatan Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 yang digelar di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 merupakan program pendidikan karakter anak berbasis ekspedisi alam bebas pertama di Indonesia. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 35 pelajar dari berbagai daerah di Tanah Air baru saja menyelesaikan kegiatan Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 yang digelar di kawasan Waduk Jatiluhur, Purwakarta, Jawa Barat. 

Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 merupakan program pendidikan karakter anak berbasis ekspedisi alam bebas pertama di Indonesia.

Di kegiatan ini peserta dari berbagai daerah dan latar belakang dipersatukan dalam sebuah perjalanan ekspedisi alam, mendaki gunung dan mengarungi danau yang penuh tantangan untuk dihadapi bersama.

Target utama kegiatan Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018  adalah membangun kepercayaan diri, kemandirian dan semangat toleransi, solidaritas dan kerjasama antar sesama anak bangsa.

Kegiatan yang diselenggarakan Outward Bound Indonesia (OBI) ini juga dirancang untuk menciptakan Generasi Duta Perdamaian #1000RemajaDamai.

Baca: Marahi Pemilik Akun Diduga Hina Agama, Deddy Corbuzier: Jangan Pikir Anda Bisa Bebas!

Wendy Kusumowidagdo, Executive Director Outward Bound Indonesia dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Selasa (30/10/2018) mengatakan, Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018 merupakan program beasiswa bagi pelajar Indonesia untuk mengembangkan karakter mereka.

Kegiatan ini juga bertujuan semangat kebangsaan dan kebhinekaan dengan menggunakan metode pembelajaran ekspedisi alam.

Tahun ini ekspedisi ini diikuti 35 peserta dari kalangan pelajar SMP dan SMA dari berbagai daerah dan latar belakang di 13 provinsi Tanah Air.

Mereka berasal dari Aceh, Sumatera Barat, Riau, Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Bali, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, hingga Papua, dengan beragam kepercayaan seperti Islam, Kristen Protestan, Katholik, dan Hindu.

"Harapan kami adalah mereka pulang ke daerah masing-masing menjadi Duta Perdamaian Indonesia,” jelas Wendy Kusumowidagdo.

Tahun ini jumlah peserta terbesar datang dari Papua sebanyak 14 siswa.

Selama 5 hari para peserta diajak mengikuti berbagai kegiatan seperti berinteraksi dengan masyarakat di kawasan sekitar Waduk Jatiluhur, melakukan pendakian Gunung Parang, [engibaran bendera Merah Putih dan pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda di Puncak Gunung Parang.

Mereka juga diajak berkemah, dan menempuh ekspedisi air dengan bergotong royong membangun rakit.

Wendy menjelaskan, pihaknya membagi siswa dalam tiga kelompok berbeda" Garuda 1, Garuda 2 dan Garuda 3.

"Jadi dalam kelompok ini terdapat anak-anak dengan beragam suku, etnis dan keyakinan. Seperti anak dari Aceh berkelompok dengan anak dari Papua, yang beragama Islam, satu kelompok dengan yang beragama Kristen, Katolik maupun Hindu,” ungkap Wendy.

Septi Khairullah, 16 tahun, merupakan pemuda siswa SMAN Unggul Benermeriah, Kabupaten Bener Meriah, Aceh, mengaku selama mengikuti ajang EBBB hal yang paling berkesan adalah saat bekerja sama dengan sesama peserta lainnya dan saat ekspedisi air.

Baca: Data Lengkap Insiden Kecelakaan Lion Air dari Tahun ke Tahun

"Kita dididik untuk pantang menyerah. Kita pun dibiasakan untuk merundingkan segala perbedaan pendapat yang ada di tim. Dan yang menarik dalam satu tim agamanya berbeda-beda Hindu, Kristen, Islam," ungkapnya.

Di ekspedisi ini untuk pertama kalinya diperkenalkan system buddy alias pasangan teman. Sistem buddy memasangkan setiap peserta dengan seorang peserta lainnya yang berlainan latar belakang.

Baca: Pemerintah Berhasil Kendalikan Harga, Jokowi: Paling Hanya Cabai, Katanya yang Naik

“Makna dan perannya buddy adalah untuk saling berkerja bersama membantu kita saat kita ada masalah. Pokoknya buddy itu berjasa sekali buat saya,” ujar Frank Benedict Angelo Wamafma, pelajar SMP Yayasan Pendidikan Jayawijaya, Timika, Papua yang menjadi buddy dari Septi Khairullah.

Kegiatan ekspedisi ini mendapat dukungan dari sejumlah sponsor seperti PT Freeport Indonesia, Wardah Cosmetics, Bank BCA, McDonald’s, British Chamber of Commerce Indonesia, dan Tempo Institute/

Djoko Kusumowidagdo, Founder & Chief Executive Officer Outward Bound Indonesia mengatakan, pendidikan luar ruang terhadap anak-anak muda bermanfaat untuk menumbuhkan sikap kemandirian, lebih percaya diri.

Mini talkshow
Mini talkshow di acara wisuda siswa peserta Ekspedisi Bhinneka Bagi Bangsa 2018

Mereka juga didorong bisa mencari jalan keluar dalam menghadapi tantangan, melatih ketrampilan berinteraksi sosial, cakap dalam berkomunikasi, serta mudah beradaptasi dalam menjalin kerjasama tim.

Di sesi wisuda siswa, digelar mini talkshow membahas upaya korporasi di Indonesia seperti Freeport Indonesia, Wardah Cosmetics, British Chamber of Commerce, dan Yayasan Pendidikan Jaya Wijaya dalam memupuk kebhinekaan dan toleransi di lingkup perusahaan.

Dwi Eliani, Public Relations Wardah Cosmetics menerangkan, Misi wardah tidak hanya mendukung pendidikan dalam ruangan, namun berbagai bentuk pendidikan yang mendorong kemajuan anak bangsa.

“Wardah concern dengan bidang pendidikan. Selama ini kami telah memberikan bantuan di bidang pendidikan formal, yakni beasiswa untuk para mahasiswa hingga membangun gedung sekolah dasar di berbagai lokasi di Indonesia," ungkapnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved