Sabtu, 4 Oktober 2025

Melihat Sekolah di Pedalaman Sumba: Gedung Reyot Mirip Kandang Ayam dan Siswa Kurang Gizi

Nyanyian dan teriakan semakin lantang saat komunitas 1000 Guru mengajak

Tribunnews/Yulis
Anak anak SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat 

TRIBUNNEWS.COM,SUMBA - Suara nyanyian riang gembira anak-anak sekolah dasar nyaring terdengar lantang di halaman sekolah hingga ke bukit dan lembah.

Sebagian anak-anak masih bertelanjang kaki. Sebagian lagi mengenakan sendal jepit berwarna warni. Dan beberapa siswa memakai sepatu.

Mereka tak peduli dengan debu mengambur ke wajah dan seragam pramuka yang mereka kenakan pada Sabtu (9/9/2017).

Baca: Hotman Paris Dianggap Piawai oleh Media Asing: Dicintai Konglomerat Lokal, Ditakuti Kreditor Asing

KFC indonesia dan 1000 Guru ok5
KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat

Nyanyian dan teriakan mereka semakin lantang saat kakak-kakak dari komunitas 1000 Guru mengajak mereka terus bernyanyi dan bernari.Terik matahari tak menyurutkan niatnya bersekolah.

Tak lama kemudian, para siswa SDN (Paralel) Mata Wee Tame yang berada di Dusun Wee Tame, Desa Lolowano, Kecamatan Tana Righu, Kabupaten Sumba Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), secara tertib memasuki ruang kelas.

Kondisi SDN Paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat yang memprihatinkan.
Kondisi SDN Paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat yang memprihatinkan. (Tribunnews/Yulis)

Jangan bayangkan mereka masuk ke ruang kelas dengan gedung megah dan ber-AC layaknya siswa di Ibukota.

Baca: Wanita Cantik ini Dulu Dipungut dari Tempat Sampah, Kini Jadi Selebriti India

KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat
KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

Ruang kelas hanya bangunan reyot dari kayu beratap seng. Ada enam kelas berdiri di sekolahan yang didirkan atas swadaya warga setempat.

Setiap kelas berukuran sekira 3 x 4 meter.Tak ada daun pintu masuk. Untuk memisahkan setiap ruang kelas.

Kondisi SDN Paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat yang memprihatinkan.
Kondisi SDN Paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat yang memprihatinkan. (Tribunnews/Yulis)

Bangunan mirip kandang ayam itu hanya disekat dengan anyaman bambu atau biasa disebut gedek oleh warga.

Gedek yang dipasang sejak sekolah paralel itu dibangun 1 November 2013 sudah bolong di beberapa lokasi.

Bahkan, anyaman bambu seadanya itu tidak rapat lagi.Sinar matahari pun bisa masuk ke setiap celah.

Anak-anak pun mudah saling mengintip kegiatan kelas di sebelahnya dari gedek yang bolong-bolong itu. Walhasil, suara anak dan guru dari ruangan sebelah pun lantang terdengar sehingga menganggu konsentrasi.

Kondisi SDN Paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat yang memprihatinkan. Foto Presiden Jokowi terpasang di dinding bambu.
Kondisi SDN Paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat yang memprihatinkan. Foto Presiden Jokowi terpasang di dinding bambu. (Tribunnews/Yulis)

Memasuki ruang kelas, kaki tetap berdebu. Lantai hanya diuruk ratakan dengan batuan kapur yang mendominasi kawasan terpencil di Sumba Barat tersebut.

Meja dan kursi pun juga tak seperti sekolahan pada umumnya. Kayu seadanya yang dibuat meja disangga di beberapa bagian. Warnanya kusam.

Kondisi SDN Paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat yang memprihatinkan.
Kondisi SDN Paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat yang memprihatinkan. (Tribunnews/Yulis)

Beberapa bahkan menggunakan bangku panjang dari kayu-bambu untuk duduk beramai-ramai.

Semakin siang, suasana kelas makin gerah lantaran atap kelas yang pendek dengan hanya ditutup dengam seng. Terlebih di musim panas dan kering seperti bulan September, cuaca sangat terik.

Terpencil

Untuk menjangkau SDN Paralel Mata Wee Tame, kalau anda naik pesawat dari Jakarta atau kota besar seperti Surabaya, Bali, turun saja di Bandara Tambolaka di Sumba Barat Daya.

Dari bandara, dengan kendaraan roda empat atau roda dua tinggal cari arah ke Jalan Trans Sumba.

Butuh 1,5 jam untuk melaju di jalanan nan mulus nan lebar untuk kawasan Sumba. Setelah sampai di kawasan Wewewa Timur, tinggal belok kiri.

Kondisi SDN Paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat yang memprihatinkan.
Kondisi SDN Paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat yang memprihatinkan. (Tribunnews/Yulis)

Jalanan masih beraspal cukup bagus meski saat berpapasan mobil harus menepi. Di jalanan mulai terlihat bukit-bukit tandus nan kering yang didominasi bebatuan dan kapur.

Baca: Inilah 11 Gempa Terbesar dan Paling Mematikan dalam 100 Tahun Terakhir, Indonesia Salah Satunya

KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat
KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

Sekitar 5 km dari jalanan Wewewa Timur, mulai lah jalanan rusak menghiasi. Semakin ke dalam, suasana kemiskinan makin terlihat.

Jalanan berkelok dan makin menyempit dengan melintas bukit dengan tanaman mengering.

Total,butuh hampir 2 jam untuk tiba di sekolahan yang tak layak disebut sekolahan tersebut.

Kondisi SDN Paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat yang memprihatinkan. Foto Presiden Jokowi terpasang di dinding bambu.
Kondisi SDN Paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat yang memprihatinkan. Foto Presiden Jokowi terpasang di dinding bambu. (Tribunnews/Yulis)

Sekolah Paralel

Kepala Sekolah SDN Mata Wee Tame, Simon Bebuma mengatakan, sekolah ini didiririkan di atas lahan yang dihibahkan warga seluas sekitar 30 x 50 meter.

"Rata-rata jarak tempuh anak-anak dari rumah ke sekolah induk  yakni SDN Mata Wee Tame sekitar 6 km. Jalanan berbukit dan sangat jauh untuk anak-anak. Oleh karena itu, warga swadaya membangun sekolahan ini. Yah hasilnya seperti ini, " ujar Simon Bebuma.

Ketua 1000 Guru Jemi Ngadiono dan SDN Paralel Mata We Matee di.Sumba Barat
Ketua 1000 Guru Jemi Ngadiono dan SDN Paralel Mata We Matee di.Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

Hal senada disampaikan penanggungjawab SDN (Paralel) Mata Wee Tame Eno Mandenas." Warga yang menyumbangkan semua bahan bangunan dan kemudian bergotong-royong membangun sekolahan ini," ujar Eno Mandenas.

Saat ini jumlah murid di SDN Paralel mencapai 126 siswa. "Untuk kelas 6, ujian di sekolah induk," ujar Simon Bebuma.

Menurut Simon, Pemda setempat berjanji membangun gedung sekolah pada tahun 2018. "Kami menunggu realisasi pemerintah tahun depan nanti" ujar Simon.

1000 Guru

Simon pun kemarin cukup bisa tersenyum lebar. Sekolahan yang ia pimpin kemarin mendadak didatangi lebih dari 30 orang dari Komunitas 1000 Guru yang berasal dari Jakarta dan kota besar lainnya seperti Bogor, Surabaya,Yogyakarta, Cirebon,Aceh, Malang dan Kupang.

KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat
KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

Komunitas 1000 Guru yang diketuaia Jemi Ngadiono lantas mengajar dan memberikan inspirasi bagi anak-anak pedalaman.

Jemi menjelaskan, bahwa Komuniyas 1000 Guru dan PT Fastfood Indonesia atau KFC, menjadikan SDN Paralel Mata Wa Matee sebagai Smart Center Project.

"Selain mengajar anak-anak di sini, 1000 Guru atas suport dari KFC memberikan bantuan perbaikan nutrisi bagi anak-anak di sini," ujar Jemi Ngadiono.

Ketua 1000 Guru Jemi Ngadiono dan SDN Paralel Mata We Matee di.Sumba Barat
Ketua 1000 Guru Jemi Ngadiono dan SDN Paralel Mata We Matee di.Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

Dalam sepekan, anak-anak akan diberikan nutrisi tambahan selama tiga kali yakni susu, bubur ayam dan telur.

"Anak-anak di sini sangat kurang protein. Bahkan karena tidak pernah makan telur ayam, saat pertama makan telur pun muntah," ujar Jemi yang telah membentuk komunitas 1000 Guru sejak tahun 2012.

GM Marketing KFC Indonesia Hendra Yunianto mengatakan, bahwa pendidikan menjadi salah satu fokus dari program sosial KFC.

" KFC sangat berkomitmen mendukung Smart Center Project yang dijalankan 1000 Guru, ujar Hendra.

KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat
KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

Sebagai wujud konkrit KFC, selain msmberikan nutrisi selama enam bulan, KFC dan 1000 Guru juga menyumbangkan 150 tas dan sendal bagi anak- anak SDN Mata Wee Tame.

" Kami juga akan membangun satu ruang kelas di sekolahan ini. Karena informasi yang kami peroleh,Pemkab hanya membangun lima ruang kelas. Padahal di sini sudah ada siswa kelas enam," ujar Hendra.

Bersama 1000 Guru, KFC saat ini telah membentuk 35 Smart Center Project di 35 sekolah dasar pedalaman. "Sudah 4000 siswa kami bantu, " jelas Hendra.

Salah seorang guru pengajar 1000 Guru bernama Adilhara Alcitamesa Akal yang berprofesi sebagai dokter menjelaskan, anak anak di SDN Paralel Mata Wee Tame sebagian terlihat kekurangan gizi.

KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wa Matee, Sumba Barat
KFC dan 1000 Guru mendirikan Smart Project Center di SDN paralel Mata Wee Tame, Sumba Barat (Tribunnews/Yulis)

"Anak- anak kurang gizi kecerdasannya akan kurang. Tadi saat ngajar di kelas, daya tangkap siswa masih banyak yang kurang. Secara fisik pun juga terlihat merrka banyak kurang protein dan gizi. Badannya kecil tapi wajah tua, tulang iga menonjol, rambut merah dan saat dipegang mudah rontok serta tatapan mata kosong," ujar dr Lala Akal.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved