Rabu, 1 Oktober 2025

Pemilu 2014

Aria Bima: Penolakan Prabowo Pada Hasil Pilpres Tidak Elok

Lanjut Aria hal itu seperti yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan selama 10 tahun

Penulis: Taufik Ismail
KOMPAS/WAWAN H PRABOWO
Calon presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato penolakkannya terhadap hasil Pilpres 2014 di Rumah Polonia, Jakarta Timur, Selasa (22/7/2014). Pernyataan sikap tanpa kehadiran calon wakil presiden Hatta Rajasa tersebut merupakan bentuk kekecewaan dari tim pemenangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa terhadap pelaksanaan pilpres yang mereka nilai banyak diwarnai oleh kecurangan. KOMPAS/WAWAN H PRABOWO 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tim pemenangan pasangan capres dan cawapres Joko Widodo-Jusuf Kalla, Aria Bima mengatakan penolakan dan pengunduran diri capres nomor urut satu Prabowo Subianto pada pelaksanaan Pilpres 2014 telah mencoreng demokrasi bangsa.

"Pengunduran dan tidak menerima, proses kampanye, pencoblosan, penghitunan suara ini kurang elok dalam tradisi politik kita," ujar Aria Bima, di Batavia Marina Restoran, Jakarta, selasa (22/7/2014).

Aria mengatakan menerima dan mengakui  hasil pemilihan umum merupakan penhormatan terhadap demokrasi bangsa. Lanjut Aria hal itu seperti yang dilakukan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan selama 10 tahun.

"PDI Perjuangan sudah dua kali dalam posisi kalah dan menggugat kepada MK, dan hasil MK kita terima dan kita pun berada di luar pemerintahan yang mengakui pemerintahan yang ada,"
ujar Aria.

Aria mengatakan PDI Perjuangan selalu menghormati hasil Pemilu, meski dalam penyelenggaraanya terdapat ketidaksempurnaan.

"Kita selalu menghormati hasil  Pemilu. Mengenai masalah sempurna atau tidaknya , namanya kita masih dalam proses mencari demokrasi yang cocok buat Indonesia, dua kali kita kalah kita mengikuti. Kita mengikuti prosea legal di MK dan itu  cukup mendidik kita," ujar Aria.

Sebelumnya dalam pemeberitaan di media massa, calon presiden nomor urut satu, Prabowo Subianto menolak rekapitulasi dan pelaksaan Pilpres 2014. Penolakan tersebut karena penyelenggara Pemilu dianggap tidak netral dan profesional sehingga menyebabkan terjadinya banyak kecurangan.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved