Calon Presiden 2014
"Relawan Tanpa Nama" Kawal Proses Demokrasi Secara Damai
"Insya Allah hasil dari quick count yang juga kami kawal secara intens akan sama dengan hasil resmi KPU pada tanggal 22 Juli," kata Hanif.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Para tokoh muda yang tergabung dalam relawan Jokowi-JK meminta masyarakat agar tetap tenang dan tak termakan isu kerusuhan yang disebarkan pihak tak bertanggung jawab jelang pengumuman hasil Pilpres 22 Juli mendatang.
"Sebagai generasi muda kita harus suarakan ke masyarakat bahwa kita tidak usah takut atau panik, kalau seakan-akan tanggal 22 Juli ada isu kerusuhan. Kita punya presiden, polisi, dan TNI yang melindungi masyarakat," kata Politisi Muda PDI-P, Banyu Biru, di Jakarta, Kamis (17/7/2014).
Banyu, yang juga aktif di kelompok relawan Kawan Jokowi itu, mengatakan pihaknya menghimbau agar jangan termakan isu. Keadaan akan sangat tergantung bagaimana kebijakan yang diambil Presiden SBY.
"Mari merekat tanpa retak, meretas menembus batas. Salam Anak Negeri," tukasnya.
Dalam rangka menjaga situasi kondusif serta menjalin silaturahmi serta tali perjuangan kolektif itulah, maka sesama relawan muda pendukung Jokowi-JK yang bernama 'Relawan Tanpa Nama' berkumpul dalam acara buka bersama dan berdialog di Jakarta Selatan, Kamis (17/7/2014) malam ini.
Acara berlangsung sangat meriah membaur, rileks dan acara relawan kali ini sangat berbeda unik, yang biasanya dipenuhi orasi, kali ini justru diisi oleh stand up comedy.
"Kami berkumpul untuk bersilaturahmi antar relawan yang sudah berkontribusi besar dalam gerakan People Power yang mendukung pemenangan Jokowi-JK," kata Sekjen Garda Bangsa, Hanif Dhakiri.
"Insya Allah hasil dari quick count yang juga kami kawal secara intens akan sama dengan hasil resmi KPU pada tanggal 22 Juli," tambah Hanif.
Sementara Ivanhoe Semen, Sekjen Garda Muda Nasdem, mengajak semua pihak untuk menghormati proses demokrasi yang sedang berlangsung.
"Mari ekspresikan segala bentuk aspirasi kita sesuai aturan yang berlaku dan jangan melakukan tindakan-tindakan yang justru dapat merusak proses demokrasi yang sudah kita bangun selama ini," tandas Ivanhoe.