Calon Presiden 2014
Yakin Jadi Presiden, Prabowo Sowan Kiai Sepuh di Jatim
Capres Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada para ulama dan Kiai di Jatim atas dukungan selama kampanye.
TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA- Capres Prabowo Subianto mengucapkan terima kasih kepada para ulama dan Kiai di Jatin atas dukungan selama kampanye.
Pernyataan tersebut disampaikan Prabowo ketika silaturahmi sekaligus berbuka puasa bersama ratusan kiai dan ulama di kantor PWNU Jatim, Rabu (16/7/2014) petang.
Hadir dalam buka puasa tersebut, pengurus teras NU Jatim, yakni Ketua PWNU Jatim KH Mutawakkil Alallah dan Rais Am PWNU Jatim KH Miftahul Akhyar.
Selain itu, hadir para Kiai sepuh, antara lain, KH Nawawi Abdul Jalil, KH Anwar Iskandar, KH Kafabihi Mahrus, KH Muzakki, KH Nurudin, serta sejumlah kiai sepuh lainnya.
Prabowo didampingi Ketua Umum DPP Partai Golkar Aburizal Bakri dan Ketua Timkamnas Prabowo-Hatta, Prof Dr Mahfud MD, serta sejumlah timkamnas.
Menurut Prabowo, pihaknya sengaja datang kepada kiai dan ulama sepuh untuk mengucapkan terima kasih, sekaligus melanjutkan silaturahmi yang telah dijalin mulai sebelum kampanye, pada saat kampanye hingga usai digelarnya coblosan Pilpres 2014.
"Saya Datang untuk melanjutkan silaturahmi. Sekaligus untuk mengucapkan terima kasih atas dukungan, doa atas kampanye yang saya pimpin. Dukungan dan doa dari para kiai sangat membantu," tegasnya.
Jika hasil penghitungan manual KPU 22 Juli 2014 pihaknya diberi mandat oleh rakyat Indonesia menjadi Presiden Republik Indonesia, Prabowo berjanji kembali sowan ke pada Kiai untuk minta bimbingan dan petunjuk serta melaporkan kondisi negara.
"Saya menganggap Bapak-bapak adalah Kiai saya, sehingga kalau saya minta waktu untuk sowan monggo diterima. Kalau ada salah, monggo kami ditegur," imbuh Prabowo.
Dalam kesempatan tersebut, mantan Danjen Kopassus ini juga menyampaikan, bahwa berdasar angka hasil tabulasi suara Pilpres yang diterimanya dari seluruh wilayah Indonesia, posisi Prabowo-Hatta unggul dan berada di atas pasangan Jokowi-JK.
Meski demikian, dirinya tidak mengklaim sebagai pemenang Pilpres. Itu dilakukan, karena dia menghormati KPU sebagai lembaga negara penyelenggara pemilu.
"Makanya mesti ada ancaman intimidasi, kita percaya saudara tidak akan terpengaruh. Lembaga negara harus dihormati, termasuk hukum yang sudah disepakati bersama," tegas Prabowo.