Sabtu, 4 Oktober 2025

Calon Presiden 2014

Kepala Sekolah Ini Curigai Survei SMRC

Rabu lalu (9/7/2014), saat pencoblosan, kepala sekolah ini memantau lembaga tersebut.

Editor: Hasanudin Aco
Warta Kota/Henry Lopulalan
Peneliti Saiful Mujani Research Consulting (SMRC) Abbas Sirojudin saat meyampaikan hasil survei yang dilakukan pada 20-24 April 2014 yang dilakukan dengan wawancara tatap muka, pada 2015 sampel, dengan margin eror 2,2% di Jalan MH Thamrin, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (4/5/2014). Persaingan Calon Presiden (capres) Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Capres PDIP Joko Widodo menjelang pemilu presiden 9 Juli mendatang sangat ketat hingga salah mengembil keputusan bisa mengahkibatkan kekalahan di salah satu pihak.(Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kepala Sekolah Madrasah Techno Natura, Tras Rustamaji, mengaku curiga dengan hasil survei yang dilakukan Saiful Mujani Research Centre (SMRC), yang dalam Quick Count atau hitung cepatnya, memenangkan pasangan Joko Widodo - Jusuf Kalla (JK) dengan hasil sekitar 52 persen.

Kepada wartawan dalam pemaparannya di Djoko Santoso Center 328, di Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (13/7/2014), menyebutkan bahwa ia sangat menggemari SMRC, dan menganggap lembaga survei tersebut adalah yang paling akurat selama ini.

Oleh karena itu pada hari Rabu lalu (9/7/2014), saat pencoblosan, ia pun memantau lembaga tersebut.

SMRC yang mengambil sample dari 4000 Tempat Pemungutan Suara (TPS), dari seluruh 479.183 TPS yang ada. Lembaga tersebut mulai mempublikasi hasil hitung cepatnya sejak pukul 11.30 WIB, dengan sample yang diambil dari TPS yang berada di Papua.

Sampai pukul 13.05 WIB, lembaga tersebut menghitung bahwa pasangan Prabowo Subianto - Hatta Rajasa unggul dengan 52,49 persen, sedangkan Jokowi - JK hanya 47.06 persen. Saat itu data yang masuk baru 13.78 persen.

Pada pukul 13.19 WIB, tiba-tiba pasangan Jokowi - JK unggul dengan angka 52,7 persen atau naik 5,64 persen. Sedangkan Prabowo - Hatta turun menjadi 47,3 persen, atau turun 5.64 persen.

Sekitar pukul 13.05 WIB, hingga 13.19 WIB, terjadi penabahan data dari 156 TPS yang berada di wilayah sekitar Maluku, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

"Kalau untuk merubah keadaan, seharusnya lebih dari tujuh puluh tiga persen sampel yang diambil, itu mengunggulkan Jokowi - JK. Dalam pelaksanaannya itu tidak mungkin, karena pengambilan data dilakukan secara acak," katanya.

Hal serupa juga dilakukan oleh lembaga lain yang juga mengunggulkan Jokowi - JK. Namun Rustam mengaku tidak memantau lembaga-lembaga tersebut, termasuk lembaga survei yang mengunggulkan Prabowo - Hatta yakni Puskaptis, Indonesia Research Center (IRC) dan Lembaga Survei Nasional (LSN).

"Kalau ada kejanggalan di SMRC yang menurut saya paling akurat, bukan tidak mungkin terjadi di tempat lain," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved