Sabtu, 4 Oktober 2025

Calon Presiden 2014

Gus Mis: KPU, Bawaslu, dan KPK Harus Sikapi Dugaan Penggelembungan Suara di Madura

Zuhairi Misrawi, tim kampanye nasional Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) menyayangkan tercorengnya pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli di Madura.

TRIBUN JABAR /GANI KURNIAWAN
Petugas KPPS melakukan penghitungan suara dalam pelaksanaan Pemilu Presiden dan Wakil Presiden Tahun 2014 di salah satu TPS di Jalan Cikawao, Kota Bandung, Rabu (9/7/2014). TRIBUN JABAR/GANI KURNIAWAN 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Zuhairi Misrawi, tim kampanye nasional Joko Widodo (Jokowi)-Jusuf Kalla (JK) menyayangkan tercorengnya pemilihan Presiden (Pilpres) 9 Juli di wilayah Madura, Jawa Timur.

Apalagi warga Madura dinilai bersemangat menentukan pilihannya dalam Pilpres 9 Juli lalu.

Gus Mis, sapaan akrab Zuhairi Miswari, menegaskan warga Madura menghendaki lahirnya pemimpin yang mampu memperjuangkan hak-hak politik dan ekonomi mereka.

Namun, kata Gus Mis, pesta demokrasi itu tercoreng dengan munculnya kecurangan dan penggelembungan suara dimana hak politik rakyat dirampok oleh para penjahat yang tidak menghendaki kebajikan memimpin negeri ini.

"Dalam setiap momen pemilu, Madura selalu ditandai dengan kecurangan. Fakta ini sangat memalukan, karena dalam Pilpres kali ini Madura masih menjadi objek penggelembungan suara untuk Capres tertentu," ungkap Gus Mis saat ditemui Tribunnews.com, di Media Center JKW4P, Jalan Cemara, Jakarta, Minggu (13/7/2014).

Maka dari itu, dia meminta, KPU, Bawaslu dan KPK harus mengambil tindakan serius untuk memastikan tidak ada kecurangan dan penggelembungan suara di Madura, khususnya Pamekasan, Sampang, dan Bangkalan.

"Para pelaku yang bermain untuk mencoreng demokrasi di Madura sudah jelas orangnya. KPU, Bawaslu dan KPK harus mempunyai keberanian untuk mengambil tindakan hukum bagi mereka yang telah mencederai proses demokrasi," tandasnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved