Jumat, 3 Oktober 2025

Calon Presiden 2014

Disebut Wiranto Pelanggar HAM, Prabowo Tidak Takut Elektabilitasnya Turun

justru rakyat akan semakin simpati kepada Ketua Dewan Pembina partai Gerindra tersebut

TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR
Capres nomor satu, Prabowo Subianto berpidato didepan relawan saat mengunjungi posko koalisi merah putih di Jl Jenderal Sudirman, Makassar, Sulsel, Selasa (17/6). Posko koalisi merah putih merupakan posko bersama tim pemenangan Prabowo - Hatta di Sulsel. TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Prabowo Subianto mengaku tidak khawatir adanya pernyataan dari mantan Panglima TNI yang juga Ketua Umum partai Hanura Wiranto menyoal keterlibatan Prabowo dalam penculikan aktivis dan pelanggaran HAM tahun 1998 lalu. Mereka meyakini sebaliknya, justru rakyat akan semakin simpati kepada Ketua Dewan Pembina partai Gerindra tersebut.

"Elektabilitas beliau akan tetap naik, karena rakyat akan semakin simpati kepadanya," ujar Mantan Kepala Staf Kostrad, Mayjen (pur) Kivlan Zein dalam pernyataannya, Kamis(19/6/2014).

Sementara itu, mantan Kepala Staf Umum TNI, Letjen TNI (Pur) Suryo Prabowo mengatakan, Prabowo telah menjadi korban fitnah para jenderal dan atasannya terkait dugaan pelanggaran HAM. Para jenderal itu dinilai hanya ingin mencari muka dengan mengeluarkan surat rekomendasi Dewan Kehormatan Perwira (DKP) untuk Prabowo.

“Mereka buat DKP itu biar dibilang reformis. Agar di depan massa, mahasiswa dan lainnya bisa bilang ‘ini lho antek-anteknya Pak Harto’. Kepada Habibie mereka ngaku reformis,” katanya.

Dari segi pembuatan saja, kata Suryo surat DKP tersebut banyak menyalahi aturan. Salah satunya mengenai syarat anggota yang masuk dalam DKP di mana setidaknya terdapat tiga anggota yang pangkatnya lebih tinggi dari terperiksa. Syukur-syukur ada atasannya langsung. Atau yang pernah menjadi atasannya langsung.

"Dalam kasus DKP Prabowo itu tidak begitu. Hanya satu yang pangkatnya lebih tinggi dari Prabowo waktu itu,” ujarnya.

Sedangkan dari segi isi, lanjutnya, surat DKP itu terbilang norak dan aneh. Sebab, beberapa alasan pemberhentian Prabowo lebih bersifat curhatan ketimbang fokus pada masalah yang sedang diselidiki.

Ia meyakini, bocornya surat DKP beberapa waktu lalu dilatarbelakangi oleh motif politik para mantan jenderal yang mendukung Jokowi. Lebih dari itu, alasan seperti iri dan dengki bisa saja menjadi sala satu faktor pendorong. "Jadi militer kalah jago, pensiun lalu jadi pengusaha kalah kaya, jadi politisi kalah beken, jadi calon presiden kalah keren,"ujarnya.

Ia mengaku, sebenarnya dirinya merasa sedih, malu, dan tidak nyaman mengungkapkan masalah itu. Hanya saja, karena melihat para jenderal pendukung Jokowi keterlaluan, maka ia terpaksa melakukannya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved