Calon Presiden 2014
Petani Ini Mengaku Seperti Bermimpi Ditemui Jokowi di Sawah
Mahmudi (55), salah seorang petani di Cilacap yang tidak percaya dan seperti bermimpi dapat langsung bertatap muka dengan Jokowi di sawah.
Penulis:
Srihandriatmo Malau
Editor:
Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, CILACAP - Calon Presiden Joko Widodo (Jokowi) tiba di depan Museum Soesilo Soedarman, di desa Gentasari, Kecamatan Kroya, Cilacap, Jawa Tengah, Jumat (13/6/2014).
Sebelum ke museum, Jokowi terlebih dulu menemui para petani yang tengah beraktivitas di sawah mereka tak jauh dari museum itu.
Jokowi mendengarkan keluhan para petani di sawah. Adalah Mahmudi (55), salah seorang petani yang tidak percaya dan seperti bermimpi dapat langsung bertatap muka dengan Jokowi dan menyampaikan uneg-uneg tentang nasib petani.
"Saya bilang (ke Pak Jokowi) mengenai pupuk, untuk pengendaliannya. Karena pupuk sampai satu bulan ini langka, harganya melonjak dari Rp 80 ribu menjadi Rp120 ribu, per 50 kilogram," ungkap Mahmudi, kepada wartawan menceritakan pembicaraannya dengan Jokowi.
Kepada Jokowi, dia juga menyampaikan kesulitan para petani sekarang ini. Bukan sekedar sulitnya dan harga pupuk yang melonjak dikatakannya kepada Jokowi.
Tapi juga efek dari langka dan tingginya harga pupuk pada penghasilan dan kesejahteraan para petani yang makin sulit.
"Kita makin sulit. Kekurangan pupuk, dampaknya, kurang pertumbuhan, pengaruh telat panen, hasilnya kurang maksimal. Misalnya sehektarnya bisa jadi 7 ton, sekarang jadinya rendah hanya 5 ton gabah kering giling," tuturnya.
"Belum lagi, hama tikus, enggak bisa dikendalikan, keong juga. Sekarang usia padi 20 hari, harusnya panen habis lebaran, tapi kita lihat saja sekarang bagaimana padinya," tambahnya.
Keluhan Mahmudi didengarkan Jokowi. Sehabis dari sawah dan mendengarkan "suara" petani, Jokowi bisa merasakan kesulitan yang dialami petani.
"Keluhan yang disampaikan mereka kesulitan pupuk. Saya tanya hasil yang didapat dari bersawah. Tadi dikatakan 1 orang per 3 bulan mendapat Rp 1 juta. Perbulan berati Rp 330 ribu. Jadi saya kira itu kesulitan lapangan yang di hadapi petani," tutur Jokowi.
Karena itu, Jokowi tegaskan perlu ada satu keberanian dan kebijakan pemerintah untuk menyediakan pupuk yang cukup bagi patani di seluruh Indonesia. Begitu juga dengan persediaan benih yang tercukupi. Bahkan, menurut dia, benih unggul lokal bukan impor harus mulai disediakan pemerintah untuk petani.
"Benih lokal. Bukan benih import. Ini penting sekali. Karena cost (biaya)-nya tinggi, sehingga hasil mereka jadi rendah Rp330 ribu," jelasnya.
Selain itu, Jokowi semakin yakin bahwa yang paling penting adanya Bank Argo Maritim. Sehingga para petani dan nelayan akan sangat terbantu dari sisi modal agar dapat membeli benih yang baik dan alat pertanian yang mendukung.
"Karena, problem yang mereka sampaikan juga tadi soal mesin mereka sudah tua. Tapi mereka tidak mempunyai kemampuan untuk membeli," jelasnya.
Selain itu, Jokowi juga menilai perlu mendekatkan pasar kepada petani agar bisa langsung menjualkan hasil pertaniannya. Sehingga para petani tidak harus menjualkan hasilnya kepada rentenir dengan hasil yang jauh lebih rendah dari harga pasar.