Jumat, 3 Oktober 2025

Calon Presiden 2014

Jokowi: Banyak Kepentingan Penyebab Uang Negara Habis di Sektor Energi

Joko Widodo atau Jokowi menilai ada banyak kepentingan di sektor energi. Sehingga anggaran belanja negara paling banyak terserap untuk sektor ini.

Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Y Gustaman
Tribunnews/Herudin
Capres dari poros PDIP, Joko Widodo (Jokowi) memaparkan visinya dalam bidang ekonomi pada acara pemaparan platform ekonomi Jokowi-JK, di Jakarta Selatan, Rabu (4/6/2014). Acara yang diadakan oleh kelompok pendukung Joko Widodo-Jusuf Kalla (KPP Jokowi-JK) ini untuk mengetahui dan memahami arah prioritas kebijakan ekonomi pemerintahan pasangan capres-cawapres Jokowi-JK secara langsung. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Adiatmaputra Fajar Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon presiden nomor urut dua Joko Widodo atau akrab dipanggil Jokowi menilai ada banyak kepentingan di sektor energi. Sehingga anggaran belanja negara paling banyak terserap untuk sektor ini.

Konsumsi bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi memang harus dikurangi. Langkahnya lewat konversi BBM ke batubara dan gas. Sayangnya pemerintah tak mengimplementasikannya sejak dulu karena banyak kepentingan bermain.

"Kenapa tidak dilakukan dari dulu, karena adanya kepentingan," ujar Jokowi saat memaparkan platform ekonomi di depan pengusaha di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta Selatan, Rabu malam (4/6/2014).

Ia memastikan berani mengubah sistem anggaran belanja negara khususnya subsidi di sektor energi. Jokowi mengaku santai mengubah tatanan subsidi tersebut, karena merasa tidak terkait dengan berbagai kepentingan.

"Saya punya keberanian untuk melakukan itu karena saya tidak tersandera kepentingan. Saya orang baru," ungkap pria yang pernah menjabat Wali Kota Surakarta dua periode ini. Ia menambahkan seringkali subsidi yang ada tidak sampai kepada mereka yang membutuhkan.

Kelak terpilih sebagai presiden bersama wakil presiden Jusuf Kalla, Jokowi akan memberikan subsidi dengan berbagai bentuk ke sekelompok masyarakat yang memang butuh. "Bisa pangan, pupuk, sembako. Tapi harus konkret!" terangnya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved