Senin, 29 September 2025

Calon Presiden 2014

JK: Seorang Diktator Tak Mungkin Demokrat

"Demokrasi punya syarat mutlak, taat hukum dan HAM. Demokrasi tergantung kepemimpinan. Tak mungkin tiba-tiba diktator menjadi demokrat," ujar JK.

Editor: Y Gustaman
TRIBUN/DANY PERMANA
Calon Wakil Presiden Jusuf Kalla berbincang bersama mantan Ketua PBNU Hasyim Muzadi (kanan) saat menghadiri pertemuan dengan ulama Nahdlatul Ulama di Jakarta, Rabu (4/6/2014). Pada hari pertama masa kampanye, JK yang berpasangan dengan Calon Presiden Joko Widodo, bersilaturhami dengan ratusan Kyai NU di Jakarta. (TRIBUNNEWS/DANY PERMANA) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Nurmulia Rekso Purnomo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Calon wakil presiden Jusuf Kalla menyempatkan ikut berdiskusi bersama Eksponen 98 menyoal pelanggaran hak asasi manusia (HAM) di Restoran Banyuwangi, Jakarta Selatan (Rabu (4/6/2014). Ia menilai pascareformasi, Indonesia butuh pemimpin demokratis.

"Spirit kita spirit reformasi. Demokrasi punya syarat mutlak, yaitu taat pada hukum dan HAM. Demokrasi tergantung kepemimpinan. Maka tidak mungkin tiba-tiba seorang diktator menjadi demokrat," ujar JK.

JK menegaskan dirinya bersama Jokowi yang pencalonannya diusung PDI Perjuangan, NasDem, PKB, Hanura dan PKP Indonesia, sama sekali tidak pernah terlibat kasus HAM, atau kasus lainnya yang merusak citra seorang pemimpin.

Karena dirinya dan Jokowi tidak memiliki catatan buruk, mereka jadi sasaran tembak pegiat kampanye negatif bahkan menjurus fitnah. Menurutnya, kampanye negatif dipakai orang yang tak suka untuk mempengaruhi persepsi masyarakat.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan