Minggu, 5 Oktober 2025

Pemilu 2014

Sistem Ketokohan Bisa Menggantikan Ideologi Partai Politik

Perlahan ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap ideologi yang dimilikinya karena tidak berpengaruh banyak terhadap perubahan

Penulis: Arif Wicaksono
Warta Kota/adhy kelana/kla/adhy kelana/kla
MENGAPA HARUS JOKOWI - Sosiolog UI Thamrin Amal Thomagola didampingi wartawan senior harian Kompas Budhiarto Shambazy dan pengamat politik Lipi Ikrar Nusa Bhakti menyampaikan pendapatnya dalam diskusi dengan tema Presiden Indonesia Mengapa Harus Jokowi , di Jakarta, Jumat (4/4). Dikusi ini diinspirasi oleh alumni Universitas Indonesia angkatan 78 yang menilik para calon Presisen 2014. (Warta Kota/adhy kelana/kla) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sistem ketokohan terhadap suatu pemimpin kelak menggantikan ideologi yang dimiliki partai politik. Perlahan ada ketidakpercayaan masyarakat terhadap ideologi yang dimilikinya karena tidak berpengaruh banyak terhadap perubahan.

"Perlahan ada pergeseran dimana ideologi tidak mempengaruhi seseorang, saya melihat rakyat sudah jenuh dengan pemilu legislatif dan buru-buru ke pemilu presiden," kata Sosiolog UI Thamrin Amal Tomagola di Jakarta, Minggu (20/4/2014).

Thamrin menambahkan bahwa partai politik memang kerap tidak mampu menonjolkan ideologi yang dimilikinya. Ini yang menyebabkan perolehan suara pada legislatif cenderung tidak berbeda jauh.

"Ini tanda ada fenomena itu, banyak orang yang memilih Jokowi tapi tidak memilih PDI-P, faktor ketokohan akan menjadi penentu dalam pemilu presiden, akan sama dengan persoalan pada Pilkada DKI Jakarta, dimana koalisi tidak berhasil memenangkan Fauzi," katanya.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved