Pemilu 2014
Sutan Bathoegana: Kalau Fair Play, Saya Masuk Senayan
Ketua Komisi VII DPR Sutan Bathoegana masih yakin memperoleh tiket ke Senayan.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Komisi VII DPR Sutan Bathoegana masih yakin memperoleh tiket ke Senayan. Meskipun peluang Sutan mengecil setelah perolehan suara Partai Demokrat melorot.
"Kalau fair play di internal partai, saya yang lolos. Itu fakta. Ada yang ambil suara partai, itu temuan yang menggelitik saya. Kalau diambil suara saya tipis, dia yang bengkak," kata Sutan ketika dihubungi Tribunnews.com, Kamis (17/4/2014).
Sutan mengatakan pihaknya telah menyampaikan dugaan kecurangan tersebut ke DPP Demokrat. Dimana partai harus mewaspadai suara haram dengan proses yang melanggar. Namun, Sutan enggan menyebut siapa pelaku internal partai yang mengambil suaranya.
"Kalau caleg haram, produknya engga benar. Bukan soal menang. Menang atau kalah biasa, apalagi 137 orang merebut 10 kursi. Engga apa saya kalah asal menggunakan politik bersih. Jangan biarkan koruptor masuk Senayan, semangat itu yang harus dibangun," tutur Sutan yang bertarung di Dapil Sumut I meliputi Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang, Kabupaten Serdang Bedagai, dan Kota Tebing Tinggi.
Untuk mendapatkan tiket ke Senayan dibutuhkan suara minimal 110 ribu pemilih. Sutan yakin telah mendapatkan suara tersebut.
"Kalau suara kita tempat orang lain bagaimana? ya di internal dan ini terjadi di semua partai. Makanya kita wanti-wanti bila suara partai masuk ke salah satu orang dan terbukti maka akan dibatalkan. Kalau sudah masuk ke DPR akan di PAW (Pergantian Antar Waktu)," katanya.
Ketua DPP Demokrat itu lalu menceritakan pengalaman suaranya diambil pada pencoblosan pemilu 2014 lalu. Saat itu ia mendatangi salah satu kawasan dimana terdapat 600 kepala keluarga. Penduduk setempat mengundang Sutan untuk berbicara terkait bidang energi.
"Disitu mereka bilang kami akan dukung abang. Saya datang disambut. Eh ketika pencoblosan orang kita disana telpon bilang minta maaf engga bisa jaga suara, dapat 140 saja karena terkena serangan fajar. Adalah utusan partai is biru dan merah," kata Sutan.
Sutan mengaku haram menggunakan politik uang. Ia mengatakan kepada pemilih bahwa dirinya tidak menggunakan uang. Dana kampanye sebanyak Rp1,5 miliar dihabiskan untuk logistik pemilu seperti poster dan spanduk.
"Kalau ada caleg DPR modal Rp300juta-400juta masuk Senayan, bohong, bikin spanduk saja sudah habis," tuturnya.
Sutan juga mengakui suara Partai Demokrat anjlok karena dalam dua tahun dihajar media terkait pemberitaan koruptor. "Partai Demokrat dibilang partai koruptor, padahal ICW, KPK, Kejagung kita nomor urut tiga. Tapi dihajar karena engga punya media," ungkapnya.
Sutan mengakui Partai Demokrat dihajar karena partai pemerinta dan dekat dengan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Pemberitaan negatif mengenai dirinya terkait SKK Migas juga berdampak meskipun tidak signifikan.
"Kalau saya korupsi, pengusaha migas teriak. Ini engga. Saya hanya kebawa-bawa saja," imbuhnya.
Sutan masih yakin Demokrat mendapat dua suara dari empat pada pemilu sebelumnya. Suara Partai Demokrat, kata Sutan, diambil oleh Golkar, PDIP dan NasDem di dapil tersebut pada pemilu 2014.
"Kita enjoy saja, kalau tidak terpilih kembali ke bisnis. Orang sibuk saya. Semua sudah di tangan Allah. Semua rahasia Allah," katanya.