Selasa, 30 September 2025

Pemilu 2014

Kisah Dibalik Pencapresan Gus Dur dan Cak Imin yang Pro Megawati

Matori Abdul Djalil sang ketua umum DPP PKB dan Muhaimin Iskandar kala itu masih Sekjen tidak mau mencalonkan Gus Dur

Warta Kota/Henry Lopulalan
Ketua Komite Konvesi Rakyat Capres 2014 Ir Salahuddin Wahid atau Gus Solah, Seketaris Komite Konvesi Rakyat Capres 2014, Rommy Fibri dan anggota Komite Konvesi Rakyat Capres 2014 Pendeta Natan Setiabudi, STh, PhD dalam jumpa pres peluncurannya di Gedung Juang 45, Jalan Menteng Raya, Menteng, Jakarta Pusat, Minggu (10/11/2013). Anggota Komite Konvensi Rakyat lainnya : Pdt. Natan Setiabudi, STh, PhD, Dr. Adnan Buyung Nasution, Jaya Suprana, PhD, Prof. Dr. Frans Magnis Suseno, SJ, Aristides Katoppo, Prof. Dr. Ichlasul Amal, Ir. Hendarmin Ranadireksa, Dr. Yenti Garnasih, SH, MH, Prof.Dr.Asep Warlan Yusuf,SH, MH, Dr. H. Tjuk K Sukiyadi, SE dan H. Wisjnubroto, SH. ini akan jadi tempat untuk memilih kandidat calon presiden 2014 dari rakyat. (Warta Kota/Henry Lopulalan) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tokoh Nahdlatul Ulama (NU) Salahuddin Wahid atau Gus Sholah bercerita mengenai pencalonan almarhum KH Abdurrahman Wahid atau Gus Dur pada tahun 1999 silam.

Dalam akun twitternya @Gus_Sholah, diceritakan bahwa Khofifah Indar Parawansa (KIP) pada suatu malam Oktober 1999 diminta menyiapkan berkas pencalonan Gus Dur untuk menjadi RI 1.

Matori Abdul Djalil sang ketua umum DPP PKB dan Muhaimin Iskandar kala itu masih Sekjen tidak mau mencalonkan Gus Dur tetapi condong mencalonkan Megawati Soekarnoputri.

Maka Gus Dur pun membuat sendiri surat pencalonan tersebut. Syarat-syaratnya sama sekali tidak ada. Keterangan dari pengadilan bahwa Gus Dur tidak terlibat perkara, keterangan kelakuan baik dari kepolisian, dan beberapa keterangan lain. Berkas pendaftaran termasuk syarat-syarat itu harus dimasukkan esok paginya.

Alhasil, karena tidak ada waktu untuk mendapat surat-surat keterangan tersebut maka Gus Dur membuat surat prnyataan yang menegaskan tidak sedang tersangkut perkara, kelakuan baik.

Esok paginya lanjut Gus Sholah bercerita berkas tersebut oleh Khofifah Indar Parawansa diserahkan kepada panitia dan diterima sebagai berkas pendaftaran. Lalu dengan berkas itu Gus Dur dinyatakan jadi capres.

Yusril Ihza Mahendra saat itu menyatakan bahwa berkas pencalonan Gus Dur tidak ada. Sebenarnya ada tapi tidak lengkap.

Perdebatan pun sempat terjadi kata Gus Sholah saat para ahli termasuk dokter mempersoalkan kesehatan Gus Dur. Dr Umar Wahid cerita tentang perdebatan profesor-profesor terkemuka dari FKUI yang membahas apakah Gus Dur layak menjadi calon presiden dilihat dari sisi medis.

Akan tetapi tidak ada kata sepakat. Lalu Prof Sidharta Ilyas (ahli mata) memberi pendapat. Katanya kalau dilihat dari spesialisasi mata, tidak ada masalah.

"Artinya, sebagai profesor ahli mata dia berpendapat bahwa Gus Dur layak menjadi capres walau tidak bisa melihat. Maka Gus Dur diterima sebagai capres dan terpilih," tulis Gus Sholah.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved