Gita Wirjawan Paling Banyak Dibicarakan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mantan Menteri Perdagangan Gita Wirjawan mengungguli nama-nama besar seperti Jusuf Kalla (JK) dan Mahfud MD dalam sebuah survei calon wakil presiden (cawapres) favorit.

Mantan Menteri Perdagangan itu paling banyak dibicarakan jelang pelaksanaan pemilihan legislatif 9 April mendatang.

Demikian hasil riset Survey Nusantara Network (SNN) yang dirilis Minggu (6/4) di Jakarta kemarin.  Direktur Eksekutif Survey Nusantara Network (SNN), Meidy Poluan, mengungkap, studi dilakukan secara kualitatif.

Objek studi adalah diskusi-diskusi yang digelar di 15 kota besar di Indonesia. Studi juga dilakukan dengan mengamati 10 media massa besar yang memiliki pengaruh serta pengamatan pada jejaring sosial.

"Dari studi yang kami lakukan ada lima nama yang favorit," kata Meidy.

Kelima tokoh tersebut adalah Gita Wirjawan, Jusuf Kalla, Moeldoko, Rizal Ramli serta Mahfud MD. Dinilai paling layak mendamping calon presiden (capres) dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Joko Widodo maupun capres dari Partai Gerindra, Gerindra Prabowo Subianto.

Dua nama kemudian dikerucutkan,  yakni Gita Wirjawan  dan Jusuf Kalla.

"Gita sejajar dengan mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla," ujar Meidy seraya menyatakan 
keduanya unggul tipis dari Panglima TNI, Jenderal Moeldoko dan jauh di atas Rizal Ramli serta Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi  Mahfud MD.

Jika diprosentasekan, Gita dan Kalla ada di posisi teratas yakni 30 persen mendominasi tema pembicaraan berbagai basis studi dalam diskusi yang digelar di 15 kota besar.

Menyusul kemudian Moeldoko (25 persen), Rizal Ramli (28 persen) dan Mahfud MD serta nama-nama lain. Dari hasil tersebut, disimpulkan baik Gita maupun Kalla adalah dua kandidat yang dinilai paling cocok untuk menjadi cawapres baik untuk Jokowi ataupun Prabowo Subianto.

Selain Survey Nusantara Network, sebelumnya Gita Wirjawan  juga dinilai sebagai cawapres paling potensial oleh lembaga riset Indo Strategi. Dalam survei ini Gita bersaing ketat dengan Jusuf Kalla.

Gita dianggap  memiliki keunggulan komparatif, yakni dinilai memiliki kejujuran dan berkomitmen pada pemberantasan korupsi dan anti-KKN.

Pengamat politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Burhanudin Muhtadi menilai, survei berbasis kualitatif seperti survei terkait cawapres ini dibutuhkan untuk mengimbangi survei kuantitatif yang selalu mengukur elektabilitas dan popularitas seseorang.

"Survei kualitatif bertanya lebih jauh dan lebih dalam," ujarnya.

Terlebih survei kualitatif, lanjutnya lagi,  membedakan kualitas suara atau pendapat seorang yang berpendidikan tinggi dengan mereka yang tidak.