Calon Presiden 2014
Pramono Edhie Berpeluang Dampingi Jokowi
Dono menjelaskan, ada tiga nama yang menentukan siapa cawapres ideal berpeluang mendampingi Jokowi, pertama diterima oleh rakyat
Laporan Wartawan Tribunnews.com, M Zulfikar
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah Jokowi mendeklarasikan diri sebagai calon presiden dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP), pembicaraan siapa calon wakil presiden yang pantas mendampinginya menjadi pembahasan hangat di seluruh elemen masyarakat mulai elite politik, pejabat hingga lembaga survei.
Sekretaris Jenderal Seknas Jokowi, Dono Prasetyo mengatakan semua nama-nama yang pernah disebut diberbagai lembaga survei mempuyai kapasitas, namun untuk siapa tokohnya yang terpenting adalah dapat bekerjasama dengan Jokowi dan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.
"Yang bisa bekerja sama dengan pak Jokowi-lah (berpeluang jadi Cawapresnya). Kita belum lakukan survei-survei sendiri, semua nama yang disebut di dalam lembaga survei mempuyai peluang," kata Dono saat dihubungi wartawan, Minggu (6/4/2014).
Dono menjelaskan, ada tiga nama yang menentukan siapa cawapres ideal berpeluang mendampingi Jokowi, pertama diterima oleh Jokowi dan rakyat, kedua dia mampu bekerjasama, dan ketiga mempunyai resistensi yang kecil atau tidak menimbulkan turbulensi politik, baik internal maupun eksternal.
"Yang utama adalah pertama cawapres hak preogatif presiden, kedua bisa bekerjasama, ketiga harus mendapatkan mandat dari Megawati," jelasnya.
Selain itu dia menegaskan tidak terjebak dengan dekotomi Sipil-Milter atau Sipil-Sipil, yang penting harus ada kesepakatan dan bisa diterima oleh rakyat.
"Kami tidak ingin menilai seseorang, kami sedang fokus dengan Jokowi maju sebagi capres dan terdaftar di KPU, sekarang kan masih bakal calon, seknas bukan tim sukses, tidak punya kaspasitas menentukan cawapres, kabinet, kita hanya menimbang dan mengusulkan," ujarnya.
Saat disinggung apakah ada peluang berkoalisi dengan salah satu pemenang Konvensi Partai Demokrat contohnya seperti Pramono Edhi Wibowo yang disebut-sebut ideal mendampingi Jokowi, dia menegaskan untuk berkoalisi itu ada peluang karena politik itu tak selama menjadi musuh yang abadi.
"Semua politik tidak ada yang musuh abadi, semua dinamis yang penting semuanya berjalan dengan baik untuk kepentingan yang lebih besar, ada peluang untuk itu," tandasnya.