Pemilu 2014
Tak Penting Visi Misi yang Penting Uang
Pemilih muda di Kotamobagu tak menolak bila ada calon legislator (caleg) memberikan uang alias money politics.
Laporan Wartawan Tribun Manado, Edi Sukasah
TRIBUNNEWS.COM, KOTAMOBAGU - Pemilih muda di Kotamobagu tak menolak bila ada calon legislator (caleg) memberikan uang alias money politics. Namun bukan berarti mereka menjual suara kepada calon wakil rakyat itu. Tak semuanya bisa dibeli dengan uang.
Iwan (29), warga Kelurahan Biga, Kecamatan Kotamobagu Utara, tak peduli dengan isi kampanye para caleg yang bertarung pada pemilihan umum legislatif (Pileg) 2014 ini.
"Tak penting visi dan misi itu, yang penting pici-pici (uang)," ujar Iwan dengan lantang.
Senada, Ardi Sako (24), warga Kelurahan Sinindian, Kecamatan Kotamobagu Timur, mengatakan tak akan menolak bila ada yang memberinya uang. Namun ia memastikan sudah menentukan pilihannya. Uang tak akan membuatnya berpaling dari caleg jagoannya tersebut.
"Tanpa menyebut nama, saya sudah pasti memilih dia. Tapi kalau ada yang memberi uang, ya, saya terima. Buat apa menolak rezeki," kata pemuda yang gemar bermain sepakbola ini kemudian terkekeh.
Sikap Sukadi Muhammad (52) berbeda. Warga Matali ini mengaku bisa jadi yang memberikannya uang itu yang akan dipilihnya.
"Saya akan pikir-pikir dulu kalau ada yang kasih uang. Soalnya, saya sekarang belum ada pilihan," kata dia.
Tak jauh beda dengan Ardi dan Iwan. Adyatma Imban, warga Mopait, Kecamatan Lolayan, menganggap money politics sudah lumrah. Namun menurut dia, bukan berarti pemberian uang tersebut akan bisa mempengaruhinya.
"Tak perlu mencari-cari, mereka (caleg) yang akan datang sendiri. Mereka, kan, yang perlu suara kita, bukan kita yang perlu mereka," kata Ady yang mengaku masih belum menentukan siapa yang akan dipilihnya pada tanggal 9 April nanti.
Bila Adi bersikap pasif dengan menunggu yang datang kepadanya, namun ternyata sudah ada pula yang proaktif mencari caleg. Ini diceritakan D Paputungan, seorang ibu rumah tangga di Kecamatan Kotamobagu Timur.
"Ada yang mengajak saya untuk mendatangi para caleg. Katanya, si ini kasih Rp 100 ribu, si itu kasih Rp 300 ribu. Tapi saya tak mau. Kalau ada yang datang bawa uang, tetap saya terima. Tapi, saya sudah menentukan pilihan," kata Paputungan.