Konvensi Demokrat
Dino: Pemilu 2014 Harus Diisi Wajah Baru
suksesi kepemimpinan nasional 2014 membuka peluang baginya untuk menawarkan gagasan baru, yaitu 'Nasionalisme Unggul'
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peserta konvensi Capres Partai Demokrat Dino Patti Djalal mengatakan Pemilu 2014 merupakan proses regenerasi dan harus ada wajah-wajah baru, nama-nama baru serta suara-suara baru.
"Saya ingin menjadi bagian dari sesuatu yang baru itu," ujarnya usai memberikan kuliah umum di Universitas Brawijaya Malang, Selasa (18/3/2014).
Menurut Dino, suksesi kepemimpinan nasional 2014 membuka peluang baginya untuk menawarkan gagasan baru, yaitu 'Nasionalisme Unggul'.
Dalam gagasan 'Nasionalisme Unggul', Dino meletakkan meritokrasi sebagai panduan untuk menempatkan orang dalam setiap posisi, baik itu di pemerintahan atau partai politik.
"Sistem meritokrasi menjadikan orang yang mampu yang menempati setiap posisi, bukan berdasarkan KKN," kata Dino
Meski dirinya berpartisipasi dalam konvensi Partai Demokrat, tapi Dino mengaku tidak terlalu 'ngoyo'. Sebab, tujuan utamanya hanya ingin membantu dan menajamkan konsep bangsa, bukan mengejar kekuasaan.
Dijelaskan Dino, budaya unggul selama ini belum tumbuh karena selama ratusan tahun bangsa Indonesia ditindas oleh kolonialisme.
Usai kolonialisme, kata Dino, budaya unggul kembali dipasung oleh otoritarianisme dan korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN).
"Ada 3000 lebih kepala daerah yang terkena kasus korupsi. Di tengah KKN, budaya unggul tidak akan tumbuh," ujar Dino.
Mengenai banyaknya warga yang tidak menggunakan hak pilihnya alias golongan putih (golput) pada pemilu-pemilu sebelumnya, Dino berharap tidak akan terjadi lagi pada pemilu 2014.
Para pemilih pemula yang sebagian berada di kelas akhir SMA dan mahasiswa, kata Dino, diharapkan menggunakan hak pilihnya, bahkan para Tenaga Kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri pun diharapkan menyalurkan aspirasi politiknya dalam Pemilu 2014.
"Jangan sampai dengan sumbangan TKI yang mencapai lebih dari Rp 70 triliun itu, mereka tidak menggunakan hak suaranya," katanya.