Jumat, 3 Oktober 2025

Pemilu 2014

PAN: Pencalonan Jokowi Bukti Tidak Ada Politik Penghianatan

Dradjad Wibowo, memuji Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang akhirnya merestui Jokowi sebagai calon presiden.

Penulis: Rachmat Hidayat
Editor: Sanusi
Antara Foto/Heru
Gubernur DKI Jakarta, Joko Widodo (Jokowi) mencium bendera Merah Putih seusai diumumkan sebagai capres PDIP, di Rumah Pitung, Marunda, Jakarta Utara, Jumat (14/3/2014). Jokowi menyatakan secara resmi siap menerima mandat dari Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri untuk maju sebagai calon presiden pada Pemilihan Presiden 2014. ANTARA FOTO/Heru 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN), Dradjad Wibowo, memuji Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri yang akhirnya merestui Jokowi sebagai calon presiden.

"Kalau memang sudah diputuskan oleh bu Mega sebagai Capres PDIP, bagus menurut saya. Dengan demikian, etika politik tetap ditegakkan," kata Dradjad, Sabtu (15/3/2014).

"Seperti pernah saya sampaikan, kalau (Jokowi)  mau jadi calon presiden, harus ada restu dari bu Mega. Jika tidak, maka kita membudayakan politik pengkhianatan," tambahnya.

Dradjad menekankan, jangan sampai terjadi lagi politik penghianatan yang dimaksud. "Kalau sudah dapat restu bu Mega, tentu kita hormati keputusan beliau," kata Dradjad lagi.

Terkait pilpres, PAN akan memutuskan sendiri sesuai hasil Pileg nanti dan tidak akan terpengaruh dengan pencalonan Jokowi.

"PAN sudah memutuskan HR sebagai capres dalam rakernas 2011. Tapi finalnya, apakah jadi capres atau cawapres, lalu berpasangan dengan siapa, itu akan tergantung hasil pileg dan komunikasi pascapileg nanti. Jadi, PAN punya mekanisme sendiri," kata Dradjad.

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved