Dukungan Jumhur Positif untuk PDI Perjuangan
dinilai sebagai langkah positif memperkokoh jaringan kerakyatan partai tersebut
Penulis:
Y Gustaman
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Bergabungnya Jumhur Hidayat bersama Aliansi Rakyat Merdeka (ARM) ke Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan, Sabtu (8/3/2014), dinilai sebagai langkah positif memperkokoh jaringan kerakyatan partai tersebut.
"Jumhur sudah bergerak dalam kiprah perjuangan kerakyatan ataupun perburuhan, karenanya momentum dukungan itu akan menjadi kekuatan instrumental bagi PDI Perjuangan," ujar Pengamat Politik LIPI, Indria Samego di Jakarta, Selasa (11/3/2014).
Anggota Dewan Pakar The Habibie Center ini menambahkan, meski langkah Jumhur terkesan terlambat, namun dukungan dan elemen-elemennya dapat menguatkan spirit ke arah penggalangan dukungan politik untuk PDI Perjuangan di Pemilu 2014.
Lebih lagi, lanjut Indira, latar belakang dukungan berasal dari unsur-unsur rakyat yang menyertai Jumhur akan ikut memperbesar kemenangan PDI Perjuangan dalam pelaksanaan pemilu mendatang.
"PDI Perjuangan diperoyeksi menangkan pemilu, dan hal ini telah menjadi harapan di lingkungan partai berlambang banteng dengan moncong putih itu. Namun demikian, adanya femonena dukungan tentu harus dijadikan mandat politik yang tidak boleh diabaikan sama-sekali,” ujar Indria.
PDI Perjuangan harus merangkul dukungan Jumhur dan elemennya, sekaligus dirawat guna kepentingan pemenangan pemilu. Di sisi lain, dapat membangun citra untuk menjadikan PDI Perjuangan sebagai partai yang kian diharapkan berbagai elemen kerakyatan. Sehingga kemenangan PDI Perjuangan sangat optimal dalam ajang pemilu.
"Megawati juga harus merespon dukungan yang terus berkembang ini, agar PDI Perjuangan betul-betul mendapat kecintaan rakyat,” ujar Indria.
Indria menyebutkan, agenda perjuangan PDI Perjuangan dengan dimensi pergerakan yang dibangun Jumhur selama ini memiliki kesamaan. Secara ideologis politis bentuk dukungan itu sebenarnya merupakan harmoni yang patut diserasikan, bahkan hingga ke tingkat perjuangan politik di lapangan.
"Jumhur itu modalnya adalah kerakyatan, PDI Perjuangan juga berangkat dengan mandat dan karakter politiknya dalam dinamika kerakyatan, sehingga jika saling mengapresiasi untuk keperluan bersama maka akan membuat peran PDIP menjadi lebih strategis ke depan,” ujarnya.
Indria mengaku, pemberian dukungan politik Jumhur dan kelompok dalam jaringannya seperti kaki lima, petani, dan para sopir, termasuk buruh memiliki alasan tepat dan rasional mengingat kiprah Jumhur kerap berada dalam orientasi kerakyatan, sementara PDIP pun meletakkan pada perwujudan aspirasi rakyat.
"Jadi, ada persamaan kehendak dari Jumhur kepada PDIP yang dipandang bentuk perjuangan politik kerakyatan, dan aspek itulah yang dimanifestaikan Jumhur dan kawan-kawan dalam mendukung PDIP. Ini jelas sangat positif bagi kedua pihak," tegasnya.