Pemilu 2014
Beda Memilih Barang dan Caleg Versi Mapilu PWI Pusat
Ketua Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mapilu) PWI Pusat, Agus Sudibyo, menjelaskan perbedaan dalam memilih barang
Penulis:
Danang Setiaji Prabowo
Editor:
Dewi Agustina
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Masyarakat dan Pers Pemantau Pemilu (Mapilu) PWI Pusat, Agus Sudibyo, menjelaskan perbedaan dalam memilih barang dengan memilih caleg atau capres dalam pemilu.
Agus menuturkan meski keduanya merupakan tindakan memilih, konsekuensi dalam pilihan tersebut berbeda. Jika salah memilih caleg atau capres, konsekuensinya baru bisa mengganti setelah lima tahun.
"Apa bedanya ke toko ponsel dan TPS? Beli gadget, bisa nawar, keluarkan uang. Ke TPS tidak keluar uang, tapi keluar TPS malah bisa dapat uang," ujar Agus di gedung Dewan Pers, Selasa (4/3/2014).
"Kalau membeli barang, bisa ditawar, tidak sesuai, uang kembali. Kalau memilih di TPS, salah pilih, baru kembali lima tahun mendatang," lanjutnya.
Agus menjelaskan, jika angka golput dalam pemilu cukup tinggi tidak perlu panik. Karena menurutnya di negara maju, tingkat golput bisa mencapai 50 sampai 60 persen. Ia juga menambahkan, kebingungan masyarakat dalam teknis mencoblos juga menjadi persoalan tersendiri.
"Realitas yang muncul di TPS, masyarakat menghadapi empat kartu suara. Di Lampung malah ada lima karena ada pemilihan Gubernur. Ini bukan hal yang mudah. Butuh pelatihan pembiasaan. Kebingungan bisa menyebabkan salah coblos dan suara tidak sah," ujarnya.