Pemilu 2014
Polwan Jadi Negosiator di Sidang Pleno Rekapitulasi Suara Nasional
Kombes Rikwanto, menjelaskan kehadiran satu pleton polwan efektif sebagai negosiator dengan peserta demonstran.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam simulasi pengamanan sidang pleno rekapitulasi suara nasional di Gedung Komisi Pemilihan Umum, Jakarta, Selasa (11/2/2014), Polda Metro Jaya menurunkan satu pleton polwan. Mereka dilibatkan dalam operasi Mantap Brata, pengamanan Pemilu 2014.
Mereka hadir dalam prosesi simulasi bukan mengamankan massa atau partisipan partai politik yang membuat ulah di tengah sidang rapat pleno rekapitulasi suara nasional. Mereka dikerahkan sebagai negosiator sekaligus mencairkan suasana sidang tetap kondusif.
Kepala Bidang Humas Polda Metro Jaya, Kombes Rikwanto, menjelaskan kehadiran satu pleton personil polwan dirasa sangat efektif sebagai negosiator dengan peserta demonstran. Apalagi, cara kerja mereka lebih soft dalam menenangkan suasana.
"Sebanyak 25 personil polwan dihitung satu pleton. Mereka bertugas sebagai negosiator dengan pihak demonstran, atau demonstran perempuan yang membawa anak. Kemungkinan itu nanti terjadi," terang Rikwanto.
Pelibatan satu pleton polwan sudah dimulai dalam gladi kotor pengamanan sidang pleno rekapitulasi suara nasional di KPU kemarin. Mereka terlihat menjaga pintu masuk dan kemudian di tempatkan di area sidang pleno.
Menurut Rikwanto, negosiasi adalah langkah awal pihak kepolisian membuat jalannya sidang pleno rekapitulasi tetap kondusif dan terkendali. Kemungkinan terburuk ketika situasi kacau, aparat lain akan dikerahkan.
Simulasi pengamanan di Gedung KPU fokus pada pelaksanaan sidang pleno rekapitulasi hasil suara nasional. Karenanya, jumlah anggota lebih sedikit dibanding saat simulasi pengamanan pemilu di depan Gedung Bawaslu pekan lalu yang mencapai 1.371 personil.
"Jadi ada yang harus disimulasikan seperti peserta sidang yang tidak puas karena merasa dicurangi, jadi kita fokus mengamankan keselamatan para pimpinan KPU yang memimpin sidang," terang Rikwanto.