Jumat, 3 Oktober 2025

Profil Melanie Perkins, Miliarder Muda Pendiri Aplikasi Canva

Mengenal sosok Melanie Perkins, miliarder muda asal Australia yang sukses mendirikan aplikasi Canva!

Penulis: Fira Firoh
Ilustrasi Parapuan Foto 2022-06-13 00:01:25 

Parapuan.co- Pandemi COVID-19 membuat beberapa sektor usaha menjadi lesu hingga mengalami kebangkrutan.

Sepertinya hal itu tidak berlaku bagi perusahaan start up yang memberikan fasilitas desain grafis kepada para pengguna, yaitu Canva.

Sejak pandemi, banyak creator dan juga perusahaan memilih membuat desain grafis dengan Canva karena lebih mudah, lengkap, dan terjangkau.

Apalagi mengingat aplikasi ini banyak dipakai olah mereka yang berprofesi sebagai social media specialist, desainer grafis, art director, dan masih banyak lagi.

Ternyata di balik kesuksesan Canva, ada sosok CEO perempuan bernama Melanie Perkins.

Ia termasuk CEO Canva dan merupakan orang terkaya ke-3 di Australia.

Selama pandemi, Canva berhasil meraup keuntungan hingga US$ 6 Milliar atau setara Rp 87,2 Trilliun.

Dilansir dari laman Daily Mail, kekayaan Melanie Perkins US$ 2,5 Milliar atau setara dengan Rp 36,3 Trilliun.

Perempuan yang kini berusia 34 tahun ini membangun Canva berawal dari permasalahannya saat ingin merancang atau mendesain sesuatu.

Baca juga: Raden Sasnatya, Interpreter Perempuan yang Pernah Bekerja di Imigrasi dan Kepolisian

Melalui Canva, Melanie ingin membuat proses desain grafis lebih mudah dan sederhana.

Pada saat berusia 19 tahun, Melanie sempat mengajar desain komputer yang merupakan bagian dari studinya di Communications and Commerce di University of Western, Australia.

Kemudian di tahun 2007, ia menunda studinya untuk fokus untuk mendirikan di Fusion Yearbooks, perusahaan yang berfokus pada desain buku tahunan.

Perusahaan yang didirikan di ruang tamu rumahnya itu, kini masih berdiri dan menjadi penerbit buku tahunan terbesar di Australia.

Setelah itu di tahun 2012, Melanie dan kekasihnya, Cliff Obrecht, mendirikan Canva.

Namun saat itu Canva belum sesukses sekarang, dan kerap ditolak oleh investor.

Pasalnya di Australia susah menjangkau investor teknologi besar yang kebanyakan berada di California Utara.

Baca juga: Mengenal Tri Mumpuni, Ilmuwan yang Bangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidroelektronik

Demi memperjuangkan Canva, Melanie memutuskan untuk tinggal di San Fransisco bersama saudaranya selama tiga bulan. 

Ia mengajukan proposal ke ratusan investor namun tetap ditolak.

Mengutip dari laman Entrepreneur, Melanie mengatakan mencari funding atau pendanaan adalah tantangan terbesar dalam membangun Canva.

“Saya mendengar kata ‘tidak’ atau ‘belum’ berkali-kali, tetapi saya selalu mendengarkan pertanyaan dari para investor dan memperbaiki serta membuat konsep bisnis kami lebih kuat lagi,” cerita Melanie.

Setelah mengalami banyak penolakan di tahun 2012, Canva akhirnya mendapatkan investor top di Australia di antaranya Matrix Partners, Interwell Partners, dan 500 start up lainnya.

Tak hanya itu, Canva kemudian menarik perhatian artis hollywood yaitu Woody Harrelson dan Owen Wilson untuk berinvestasi.

Di tahun 2014, Canva berhasil mencapai 1 juta pengguna hingga desainnya dipakai ramai-ramai oleh pengguna media sosial, seperti Instagram dan Twitter.

Akhirnya pada tahun 2018 Canva masuk ke dalam daftar startup unicorn dengan pengguna lebih dari 30 juta orang dari 190 negara. 

Sungguh inspiratif ya sosok Melanie Perkins ini! (*)

Sumber: Parapuan
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved