Bukan Susu Beruang, Makanan Ini Dapat Melindungi Kamu dari Covid-19 Menurut Ahli

Parapuan.co - Belum lama ini, beredar video panic buying di salah satu pusat perbelanjaan di Indonesia.

Dalam video yang viral tersebut, tampak banyak orang memperebutkan stok susu kalengan, hingga harus saling dorong dan sikut satu sama lain.

Fenomena Panic buying ini didorong oleh isu yang beredar di masyarakat.

Dalam isu yang ternyata hanyalah misinformasi tersebut, dikatakan susu kaleng merek tertentu dapat mencegah paparan Covid-19.

Akibatnya, banyak orang memburu merek susu kaleng tersebut hingga terjadi kelangkaan stok di sejumlah tempat.

Baca Juga: Dampak Panic Buying Menurut Pakar, Salah Satunya Bikin Barang Langka

Faktanya, tak harus mengonsumsi susu dari merek tertentu untuk mendapatkan manfaatnya.

Dikutip dari KOMPAS.com, menurut dosen Program Studi Gizi Kesehatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada (UGM), Lily Arsanti Lestari, mengonsumsi susu memang benar adanya dapat meningkatkan imunitas.

Susu memang mengandung protein seperti whey, lactoferin, laktalbumin, dan asam-asam amino esensial yang sangat dibutuhkan oleh tubuh.

Namun, bukan berarti hanya suatu merek susu yang spesifik yang dapat memberikan manfaat tersebut.

Susu dari merek lainnya pun boleh dikonsumsi untuk menjaga imunitas tubuh selama masa pandemi.

Ternyata bukan hanya susu sapi yang dapat menjaga kekuatan kekebalan tubuh.

Banyak makanan lainnya yang juga kaya nutrisi dan terbukti dapat menjaga kesehatan secara umum.

Tak hanya melindungi tubuh dari Covid-19, makanan-makanan tersebut juga melindungi tubuh dari penyakit lainnya akibat virus, bakteri, dan radikal bebas.

Dilansir dari Healthline, ini dia makanan lainnya yang dapat meningkatkan imunitas selain susu.

Baca Juga: Pekan ASI Sedunia 2021, Ini Cara Mendukung Ibu Menyusui saat Vaksin Covid-19

Air Susu Ibu (ASI)

Tak hanya susu sapi yang kaya nutrisi, ASI pun merupakan sumber nutrisi terbaik untuk bayi.

ASI berperan penting dalam tumbuh kembang fisik dan otak bayi.

Selain itu, tak dapat ditampik pula jika mampu ASI melindungi bayi agar tidak mudah terserang penyakit, termasuk Covid-19.

Menurut penelitian yang dilakukan oleh University of Rochester Medical Center, ASI dari ibu yang terpapar Covid-19, diketahui mengandung antibodi virus SARS-CoV2.

Oleh karenanya, bayi yang menerima ASI dari ibu yang terpapar Covid-19 akan mendapatkan antibodi tersebut dari air susu ibu.

Sayur-sayuran

Sebelum masa pandemi pun, konsumsi sayuran yang cukup amat sangat dianjurkan untuk setiap orang.

Sayuran mengandung fiber atau serat yang sangat diperlukan untuk kesehatan saluran pencernaan.

Beberapa sayuran juga mengandung vitamin dan antioksidan yang dapat mencegah terjadinya inflamasi dalam tubuh.

Serat, mikronutrien, dan fitonutrien yang terkandung dalam sayuran memang dapat menjaga daya tahan tubuhmu.

Namun, untuk memperoleh manfaat tersebut, tentu saja kamu perlu mengonsumsi sayuran dalam jumlah yang cukup.

Idealnya adalah sebanyak 2/3 dari setengah piring menurut Kemenkes RI.

Baca Juga: Minum 6 Jus Buah dan Sayur Ini Usai Sembuh Dari Covid, Tingkatkan Imun

Kopi

Kopi diketahui mengandung senyawa polifenol yang tinggi.

Polifenol merupakan mikronutrien yang berperan sebagai antioksidan dan melawan berbagai radikal bebas yang mengancam tubuh.

Kopi juga mengandung senyawa asam klorogenat yang disebut-sebut bermanfaat dalam meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

Nah, itu dia berbagai makanan yang dapat meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah risiko Covid-19.

Namun, tentu saja konsumsi makanan ini perlu dikonsumsi dengan cara yang benar.

Komposisi makanan dan cara pengolahannya pun perlu diperhatikan.

Misalnya, kopi kekinian yang tinggi akan gula sangat tidak disarankan untuk membantu memperkuat sistem imun.

Bukannya sehat, tubuh malah rentan terserang obesitas dan diabetes.

Begitu juga cara mengolah sayuran yang perlu diperhatikan.

Memasak sayuran terlalu lama justru berpotensi merusak nutrisi yang ada di dalamnya.

Jangan sampai, usaha untuk meningkatkan kekebalan tubuh dengan nutrisi yang terkandung di dalam makanan jadi sia-sia karena rusaknya nutrisi akibat cara mengolah yang salah.

(*)