Senin, 6 Oktober 2025

Mahasiswa Terlibat dalam Gerakan Hijau, 10.000 Bibit Terkumpul di Pusat Edukasi Lingkungan

Sebanyak 10.000 bibit pohon berhasil dikumpulkan dalam program gerakan hijau yang melibatkan mahasiswa

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Erik S
Istimewa
TANAM POHON - Gerakan hijau libatkan mahasiswa dari 50 kampus, 10.000 bibit pohon dikumpulkan untuk pelestarian dan edukasi lingkungan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebanyak 10.000 bibit pohon berhasil dikumpulkan dalam program gerakan hijau yang melibatkan mahasiswa dari berbagai universitas.

Para peserta berasal dari 50 kampus ternama di antaranya Universitas Indonesia, Universitas Gadjah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Syiah Kuala, Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, Universitas Brawijaya, Universitas Hasanuddin, Universitas Andalas.

Kegiatan ini menjadi momentum mendorong partisipasi generasi muda terhadap pelestarian alam, sekaligus memperkuat komitmen lintas sektor menciptakan ekosistem hijau.

Baca juga: Pentingnya Pengelolaan Sampah Terpadu, Ibas: Sistem, Ekosistem & Kolaborasi untuk Pelestarian Alam

"Mahasiswa tidak hanya belajar pentingnya menjaga alam, tetapi juga dapat menjadi agen edukasi yang menularkan semangat keberlanjutan kepada lingkungan sekitarnya,” ujar Karo SDM Polda Riau Kombes Anissullah M. Ridha pada Sabtu (20/9/2025).

Pernyataan itu disampaikan setelah penutupan Green Leadership Academy.

Polda Riau mengajak para mahasiswa untuk mengunjungi Tabung Harmoni Hijau (THH), sebuah pusat edukasi lingkungan binaan Polda Riau.

Menurutnya, keterlibatan mahasiswa menjadi sarana penting dalam menjaga semangat keberlanjutan demi masa depan. 

Dia menjelaskan, THH awalnya merupakan fasilitas pelatihan milik DPP yang belum terkelola dengan baik.

Berkat dukungan Kapolda Riau, fasilitas ini dialihfungsikan menjadi pusat pelatihan masyarakat, sekaligus Bank Pohon. 

Hingga kini, tercatat sebanyak 10.000 bibit telah terkumpul, dengan sekitar 300 bibit sudah didistribusikan kepada pengemudi ojek online di Polda Riau dan kepada kesatuan TNI. 

Baca juga: Menag Minta Ekoteologi dan Pelestarian Alam Masuk Kurikulum Cinta dalam Pendidikan Agama

Para penerima bibit memberikan testimoni bahwa bibit tersebut ditanam dengan penuh cinta, sebagai wujud nyata kepedulian terhadap lingkungan.

THH tidak hanya berfungsi sebagai tempat pembibitan, tetapi juga menjadi pusat edukasi lingkungan yang menyasar berbagai kalangan.

Anak-anak TK dan SD kerap diajak datang untuk belajar menanam bibit, lalu diminta menceritakan pengalaman itu kepada keluarga dan teman-temannya. 

"Menanam satu pohon bukan hanya menanam batang kayu hidup, melainkan menanam harapan masa depan. Semakin banyak generasi muda yang terlibat, semakin kuat ikatan mereka dengan alam,” tambah Anissullah.

Dalam kunjungan mahasiswa kali ini, Polda Riau juga menyerahkan bibit pohon secara simbolis.

Bibit tersebut akan ditanam oleh tim Tabung Harmoni Hijau, sementara mahasiswa tetap akan dihubungi kembali untuk memantau perkembangan pohon yang ditanam atas nama mereka. 

Sistem ini dirancang agar mahasiswa merasa terlibat langsung dan memiliki ikatan emosional dengan lingkungan.

Baca juga: Mendes PDTT: Desa Wisata Harus Lahir dari Upaya Pelestarian Alam

Lebih jauh, THH Polda Riau juga diproyeksikan sebagai tempat pelatihan dan pemberdayaan.

Di sini anggota Polri akan mendapatkan pelatihan menanam jagung untuk mendukung ketahanan pangan nasional, setelah sebelumnya hasil panen dievaluasi belum optimal.

Seluruh Kapolsek jajaran Polda Riau direncanakan mengikuti pelatihan ini. 

THH juga akan difungsikan sebagai lokasi persiapan bagi anggota yang memasuki masa pensiun, agar mereka memiliki keterampilan baru seperti beternak, bercocok tanam, maupun mengelola usaha produktif. 

Hal tersebut karena di THH selain terdapat bank pohon juga tersedia sarana peternakan ayam, kambing, pembibitan ikan, persemaian (nursery), dan pelatihan-pelatihan lain.

Selain itu, anggota yang menjalani pembinaan khusus dari Propam akan diarahkan mengikuti kegiatan positif di THH.

Konsep THH sendiri tidak hanya menyimpan bibit, melainkan menciptakan ekosistem hijau yang terukur. Setiap bibit yang disalurkan akan didata dengan sistem digital dan QR Code yang mencatat jenis pohon, lokasi penanaman, hingga pihak yang merawatnya. 

Transparansi ini memastikan keberlanjutan gerakan hijau yang melibatkan banyak pihak, mulai dari masyarakat umum, mahasiswa, komunitas pecinta alam, dunia usaha, hingga pemerintah daerah.

“Jika kita mencintai alam, maka alam akan mencintai kita kembali. Karena itu kami membuka ruang masukan dari mahasiswa agar program Tabung Harmoni Hijau ini semakin bermanfaat dan bermakna bagi semua pihak,” pungkas Kombes Anissullah.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved