Senin, 29 September 2025

HUT Kemerdekaan RI

Indonesia Terancam Retak, Menag Nasaruddin: Jangan Gontok-gontokan

Peringatan tajam dari Menteri Agama soal ancaman konflik sosial di tengah perayaan kemerdekaan ke-80 negara Republik Indonesia.

Penulis: Fahdi Fahlevi
Tribunnews.com/Fahdi Fahlevi
SANNIPATA NUSANTARA - Menteri Agama Nasaruddin Umar dalam acara Sannipata Nusantara Umat Buddha di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta, Minggu (13/7/2025). Ia menekankan forum musyawarah umat Buddha ini bukan sekadar seremonial keagamaan, tetapi menjadi ruang partisipasi aktif dalam menyelesaikan persoalan sosial dan kebangsaan secara kolektif.  

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Menteri Agama Nasaruddin Umar mengingatkan bahwa konflik sosial yang tidak dicegah dapat membawa Indonesia kembali ke titik nol.

Dalam pidatonya di acara Sambung Rasa Keluarga Cendekiawan Buddhis Indonesia (KCBI) di JIExpo, Jakarta, Senin (18/8/2025), ia menekankan pentingnya menjaga persatuan di tengah dinamika sosial yang terus berkembang.

"Jangan ada gontok-gontokan satu sama lain. Mari kita tetap dinamis, tetapi jangan sampai terjadi ketegangan, apalagi konflik, apalagi perang saudara. Itu akan kembali ke titik nol. Indonesia tidak boleh kembali ke titik nol," ujar Nasaruddin.

Pernyataan tersebut disampaikan sehari setelah peringatan Hari Ulang Tahun ke-80 Republik Indonesia.

Menurut Nasaruddin, momen kemerdekaan seharusnya menjadi pengingat bagi seluruh elemen bangsa untuk mempertahankan nilai-nilai persatuan dan kebersamaan.

"Kemarin kita peringati 17 Agustus, maka kemerdekaan itu harus kita pertahankan nilainya. Mari kita kompak, harmoni satu sama lain," katanya.

Nasaruddin juga menyoroti keistimewaan Indonesia sebagai negara dengan tingkat keragaman yang tinggi. Ia menyebut bahwa meskipun Indonesia terdiri dari berbagai latar belakang budaya, agama, dan suku, masyarakatnya tetap mampu hidup berdampingan secara damai.

"Kita akan menjadikan Indonesia ini sebagai guru kebangsaan. Saya kira tidak ada satu negara yang seplural Indonesia, tapi kita juga ingin berobsesi, tidak ada negara yang seharmonis Indonesia," ujarnya.

Baca juga: Untold Story: Panglima Soedirman Pernah Minta Mundur, Tapi Ditolak Bung Karno

Acara Sambung Rasa KCBI turut dihadiri oleh sejumlah tokoh lintas agama dan kepercayaan, termasuk Ketua Dewan Pembina KCBI Hartati Murdaya, Ketua Umum Bhikkhu Dhammavuddho Thera, dan Dirjen Bimas Buddha Kementerian Agama Supriyadi. Kehadiran mereka mencerminkan komitmen bersama dalam menjaga kerukunan dan memperkuat dialog antarumat beragama.

Peringatan dari Menteri Agama ini muncul di tengah meningkatnya kekhawatiran publik terhadap potensi polarisasi sosial menjelang tahun politik. Meski tidak merujuk langsung pada isu politik, pernyataan tersebut dinilai sebagai ajakan untuk mengedepankan etika sosial dan mencegah konflik horizontal.

Dengan mengangkat nilai-nilai kebangsaan dan kerukunan, Nasaruddin berharap Indonesia dapat terus menjadi contoh bagi dunia dalam mengelola keberagaman secara damai dan konstruktif.

Rekomendasi untuk Anda

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan