Pengamat: Ada Upaya Agar Jokowi Terus Jadi Pusat Perbincangan Publik
Menurutnya ketidaktegasan Presiden Prabowo dalam hal meletakan kepemimpinan dirinya dalam satu bingkai. Efeknya, kekuasaanya seperti terbagi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Politik Lingkar Madani Indonesia Ray Rangkuti menilai kunjungan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimmen) Polri ke rumah Presiden ketujuh RI Joko Widodo ke Solo beberapa waktu lalu sebagai upaya agar Jokowi terus menjadi pusat perbincangan.
Baca juga: Siapa Sosok 4 Orang yang Bakal Dilaporkan Jokowi ke Polisi Buntut Tudingan Ijazah Palsu?
"Makin meyakinkan kita bahwa ada upaya membuat Jokowi terus jadi pusat pembicaraan publik. Setelah sebelumnya Gibran viral dengan video tiktoknya yang mengajak kaum muda untuk terus optimis dan meraih peluang di era AI ini," kata Ray, Rabu (23/4/2025).
Dua peristiwa tersebut, menurutnya sekalipun terpisah, nampaknya merupakan satu rangkaian. Yakni menempatkan Jokowi tetap dalam pusaran perhatian publik.
Baca juga: Ahli Digital Forensik Rismon Sianipar Klaim Foto Wisuda Jokowi yang Beredar di Medsos Hasil Editan
"Mengapa hal ini penting bagi Pak Jokowi? Untuk satu alasan yang sangat kuat menempatkan daya tawar politik tetap stabil. Dengan begitu, daya jelajah pengaruh politik dia tetap terjaga dan dengan sendirinya akan menjaga posisi politik Gibran," kata Ray.
Singkatnya, kata Ray, keberadaan Gibran sebagai wapres harus tetap dalam posisi tawar politik yang kuat.
"Nampaknya ada hubungan istimewa antara Pak Jokowi dengan institusi kepolisian. Hubungan ini membuat kedekatan Pak Jokowi dengan kepolisian RI seperti tak terpisahkan," terangnya.
Kemudian Ray mempertanyakan Sespimmen Polri mengapa hanya kunjungi Jokowi.
"Bukankah mantan presiden bukan hanya pak Jokowi. Tetapi juga ibu Mega dan pak SBY. Dan, hingga hari ini, belum terlihat ada kunjungan mereka kepada dua mantan presiden ini," terangnya.
Menurutnya ketidaktegasan Presiden Prabowo dalam hal meletakan kepemimpinan dirinya dalam satu bingkai. Efeknya, kekuasaanya seperti terbagi, menyebar dalam blok-blok terpisah.
"Selama Pak Prabowo tidak membenahi hal ini, maka kekuasaannya akan terlihat lemah. Lemahnya kesadaran etik dalam kultur politik pak Jokowi. Cara pandangnya demokrasi sebatas seperangkat aturan membuat tak terlihat batas patut dan tak patut dalam langkah politiknya," kata Ray.
"Jika batasan etik itu jadi salah satu patokan, maka pertemuan-pertemuan seperti kemarin itu dapat diminimalisir. Termasuk bertemu dengan beberapa menteri yang menyebut pak Jokowi sebagai bos," tandasnya.
Baca juga: Kata Kuasa Hukum soal Tuduhan Ijazah Palsu: Ini Upaya untuk Menyerang Martabat Jokowi
Sebelumnya Presiden ke-7 RI, Joko Widodo (Jokowi), memberikan penjelasan soal pertemuannya dengan peserta Sekolah Staf dan Pimpinan Menengah (Sespimen) Polri yang sempat menuai sorotan publik.
Jokowi menyebut bahwa kedatangan para peserta Sespim itu bukanlah hal luar biasa, karena ia kerap menerima banyak tamu dari berbagai latar belakang.
“Ya kita ini di rumah, kan yang datang banyak, ada yang dari Taruna Nusantara, ada yang juga pernah dari Angkatan Laut, kemarin dari Kepolisian dari Sespim, datang menanyakan mengenai yang berkaitan dengan leadership,” kata Jokowi di Restoran Seribu Rasa, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (22/4/2025) siang.
Ia menjelaskan bahwa dalam pertemuan tersebut, dirinya hanya membagikan pengetahuan dan pengalaman yang ia miliki, khususnya terkait kepemimpinan dan tantangan ke depan.
“Ada yang berkaitan dengan ya urusan-urusan ke depan akan seperti apa. Ya saya sampaikan yang saya tahu, yang nggak tahu nggak mungkin saya sampaikan,” ujarnya.
Jokowi tak merinci lebih jauh isi pembicaraan dalam pertemuan tersebut, namun ia menegaskan bahwa semua yang disampaikan berada dalam koridor edukatif dan berbagi pengalaman.
Sertijab di Kemenpora RI, Momen Dito Ariotedjo Candai Roy Suryo soal Ijazah Erick Thohir: Aman, Pak? |
![]() |
---|
Setelah Reshuffle, Angga Raka Prabowo Rangkap 3 Jabatan padahal Dilarang MK, Istana Akan Evaluasi |
![]() |
---|
M Qodari Naik Pangkat Jadi Kepala KSP, Rocky Gerung: Kesannya Prabowo Tak Mengerti Demokrasi |
![]() |
---|
'Gerindranisasi' Kabinet Merah Putih Prabowo Subianto |
![]() |
---|
Ray Rangkuti: Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo Perlu Dicopot |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.