Kematian Vina Cirebon
Aep Pernah Digerebek Warga Bawa Cewek karena Laporan Hadi Cs, Lampiaskan Dendam Lewat Kasus Vina
Dede diperiksa penyidik, dan keterangan yang sudah diarahkan Rudiana dan Aep itupun dicatat berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai kesaksian
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Misteri tewasnya Vina Cirebon dan Eky masih menjadi teka-teki sampai hari ini.
Terbaru, muncul pengakuan dari Dede, teman Aep yang mengatakan, dipaksa mengaku melihat Vina dan Eky dikejar kelompok geng motor.
Padahal Dede yang merupakan teman satu kerjaan Aep di steam motor sama sekali tidak tahu menahu.
Dede juga mengungkapkan fakta baru, Aep sengaja membuat skenario melalui kasus tewasnya Vina menjebloskan 8 terpidana ke penjara itu karena Aep pernah digerebek warga karena memasukkan 2 cewek ke tempat kerja.
Terkuak 2 orang yang melapor ke warga adalah Hadi dan Eko yang saat ini jadi terpidana kasus Vina Cirebon.
Saat ini keduanya mendekam di sel tahanan karena menjadi tersangka kasus pembunuhan Vina dan Eki.
Artinya dendam kesumat Aep terbalaskan.
Baca juga: Dede Mengaku Diarahkan Ikuti Skenario yang Disusun Iptu Rudiana dan Aep, Saya Takut Menolak
Dede mengatakan bahwa Aep sempat berujar kalau kesaksiannya itu karena dendam akibat pernah dipukuli warga.
Aep sebelumnya dipukuli warga karena di tempat kerjanya yakni tempat pencucian motor ada perempuan.
Yang melaporkan ke warga bahwa di tempat pencucian motor sering menginap perempuan itu disebut anak-anak yang suka nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon.
"Aep cerita ke saya dipukulin, ada anak-anak SMPN 11 yang bilang bawa perempuan," terang Dede.
Dari situ, Aep diduga dendam sehingga memutuskan membuat laporan di Kasus Vina bahwa telah melihat anak-anak yang biasa nongkrong di depan SMPN 11 Cirebon melempari pengendara motor.
Aep mengaku kesal dengan para pemuda tersebut karena pernah memukulinya.
“Dia dendam,” kata Dede.
Kasus penggerebekan ini pernah diceritakan secara detail oleh Samsuri (40), warga warga sekitar yang rumahnya berada di sekitar Jalan Perjuangan, Kelurahan Karyamula, Kecamatan Kesambi, Kota Cirebon.
Ia juga menjadi saksi mata saat Aep digerebek warga.
Samsuri mengatakan, awalnya ia mendapat informasi Aep memasukkan 2 cewek dari dari Hadi dan Eko.
"Jadi Hadi dan Eko yang sekarang jadi terpidana itu sebelum ditangkap sempat menghampiri saya yang waktu itu sedang ngobrol sama dua adik saya.
Cuma saya lupa beberapa harinya sebelum penangkapan dan kejadian.
Waktu itu, Hadi dan Eko ngomong bahwa pengen gerebek orang," kata Samsuri, Kamis (30/5/2024).
Saat ditanyakan apa masalahnya, keduanya jawab di tempat pencucian mobil tempat kerja Aep sering membawa perempuan dan diduga berbuat mesum.
Baca juga: Susno Duadji Cium Ada Kesalahan Berjamaah Penegak Hukum di Kasus Vina, Aep Bikin Nusantara Kacau
Lantas Samsuri mengarahkan mereka untuk melapor ke RT agar tidak main hakim sendiri.
"Ada informasi itu, saya arahkan untuk lapor dulu ke RT, biar sesuai prosedur tidak semena-mena atau agar tidak main hakim sendiri.
Waktu itu Pak RT namanya Pak Pasren. Saya pun ngomong sama Pak RT dan beliau menyanggupi untuk ikut penggerebekan itu.
Jadi waktu itu yang ikut penggerebekan itu, Eko, Hadi, saya, adik ipar saya dua orang sama Pak RT, 6 orang dulu," katanya.
"Setelah berkumpul, mereka barulah jalan ke bengkel, mengetok pintu dan dibukalah sama Aep," katanya.
"Awalnya kami mengkonfirmasi menanyakan dulu ada nggak cewek di dalam, Aep dan temannya menyangkal. Kami nggak percaya dan kami geledah, ada 2 cewek di dalam kamar mandi," katanya.

"Barulah sejumlah warga emosi. Jujur, ketika melihat memang ada cewek, ada juga warga yang melempar kursi namun saya dan Pak RT melarang warga untuk terus melakukan aksi-aksi yang merugikan," ujarnya.
Setelah itu, mereka memanggil Pak RW untuk menengahi.
"Kami pun lantas panggil Pak RW untuk menengahi penemuan kami soal ini (ada 2 cewek di dalam tempat cucian mobil). Lalu datanglah Pak RW untuk menanyakan kenapa Aep membawa perempuan ke dalam tempat dia kerja.
"Kami juga mewanti-wanti agar Aep jangan melakukan hal seperti itu, karena bakal mencemaskan nama kampung kami," ucap Samsuri.
Penggerebekan tersebut hanya diketahui oleh enam orang yang terlibat.
Dede Mengaku Dipaksa
Sementara Dede merasa dijebak ikut Aep ikut ke Polres Cirebon Kota karena disuruh mengikuti arahan Iptu Rudiana sekaligus ayah dari korban Rizky alias Eky.
Dede menuturkan dirinya diarahkan Iptu Rudiana yang saat itu masih berpangkat Aiptu dan Aep.
Aep meminta Dede untuk mengantarkannya ke Polres Cirebon beberapa hari setelah penangkapan Saka Tatal Cs sekira awal September 2016.
Saat tiba di Polres Cirebon, Dede ternyata diminta bersaksi oleh Iptu Rudiana dan Aep terkait tewasnya Vina Cirebon.
"Awalnya malam, sekitar jam berapa saya lupa. Aep nelepon saya, 'De, anterin saya ke Polres yuk'. Saya posisi di rumah, rumah di Tangkil."
"Ep kan kita gak tahu apa-apa, kenapa kita jadi saksi. Udah entar ikutin aja katanya," kata Dede menirukan percakapannya dengan Aep, di kanal Youtube Kang Dedi Mulyadi Channel, tayang Sabtu (20/7/2024).
Dede mengungkapkan Aep memang sosok yang akrab dengan sejumlah anggota kepolisian.
Bahkan, staf Iptu Rudiana mengenal Aep serta kerap mencuci kendaraannya di tempat cuci steam keduanya bekerja.
"Yang kenal sama pihak kepolisian kan Aep, bukan saya Pak," kata Dede.
Dede kebingungan saat tiba-tiba disuruh bersaksi oleh Aep dan juga Rudiana pun bingung.
Ia tidak mengetahui kejadian apapun soal kematian Eky, yang notabene putra Rudiana, dan kekasihnya, Vina.
"Cuma saya sudah di dalam, saya bisa apa. Cuma saya bingung, saya takut. Saya kan gak ngerti hukum Pak. Itu makanya saya ungkapin di sini, saya enggak pernah tahu peristiwa itu sama sekali," ujar Dede.
Pengarahan Aep dan Iptu Rudiana
Dede mengaku diarahkan untuk bersaksi bahwa ada pelemparan batu kepada Vina dan Eky oleh Saka Tatal cs sampai akhirnya dikejar.
Dalam kondisi bingung, Dede menurut saja.
Ia pun diperiksa penyidik, dan keterangan yang sudah diarahkan Rudiana dan Aep itupun dicatat berita acara pemeriksaan (BAP) sebagai kesaksian.
"Sebelum masuk ke ruangan kan dibilangin dulu Pak (sama Rudiana dan Aep), kamu bilang aja lagi nongkrong di warung, ada orang nongkrong segerombolan anak-anak ngelempar batu, bawa bambu, sama pengejaran."
"Itu udah diomongin dari luar dulu Pak (sebelum masuk ruangan pemeriksaan)," papar Dede.
"Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," tambahya.
Dede mengaku diperiksa penyidik atau di-BAP selama satu setengah jam
Setelah hari itu dia masih bingung dan selalu merasa bersalah, terlebih beberapa bulan terakhir kala kasus Vina kembali menyeruak dan menjadi perbincangan publik.
"Aep sama Rudiana ngasih tahu (yang mengarahkan) saya Pak," ujar Dede.
Buntut pengakuannya itu, Dede mengaku kesulitan tidur nyenyak.
"Benar, itu kesaksian palsu. Saya bersaksi palsu karena disuruh Aep dan Rudiana," katanya.
Diketahui, Aep dan Dede tak pernah dihadirkan selama persidangan.
Permintaan pengacara terpidana untuk menghadirkan Aep dan Dede juga tak pernah dikabulkan oleh majelis hakim.
Keterangan palsu yang dibuat Dede itu membuat delapan orang ditangkap polisi dan divonis melakukan pembunuhan berencana terhadap Vina dan Eky.
Saat itu, Dede dan Aep bersaksi melihat kedelapan orang itu melempari Vina yang membonceng Eky naik motor melintasi SMPN 11 Kota Cirebon pada 27 Agustus 2016.
Kedelapan orang itu mengejar Vina dan Eky kemudian memperkosa dan membunuh sejoli itu.
Kedua korban lalu dibawa kembali ke Flyover Talun, Cirebon.
Kini, tujuh orang yang disebutkan Dede dan Aep yakni Rivaldi Aditya Wardana, Eko Ramdani (Koplak), Hadi Saputra (Bolang), Eka Sandy (Tiwul), Jaya (Kliwon), Supriyanto (Kasdul), Sudirman divonis seumur hidup.
Eks terpidana Saka Tatal menghirup udara bebas sejak 2020.
Lalu, tiga orang awalnya disebut polisi sebagai DPO yakni Pegi, Dani dan Andi.
Kemudian, polisi menghilangkan dua nama DPO Andi dan Dani karena dianggap fiktif.
Polda Jabar sempat menangkap Pegi Setiawan.
Namun Pegi berhasil membuktikan dirinya bukanlah Perong seperti buronan pada kasus Vina, melalui sidang praperadilan.
Kini, para terpidana, melalui kuasa hukumnya tengah mengumpulkan bukti baru atau novum untuk mengajukan peninjauan kembali atau PK agar bisa bebas.
Artikel ini telah tayang di TribunJakarta.com dengan judul Dede Merasa Dijebak Ikut Aep ke Polres Cirebon Kota dan Disuruh Ikuti Rudiana, 2 Nama Kini 'Hilang'
Sumber: TribunJakarta
Kematian Vina Cirebon
VIDEO Asal Usul Nama 3 DPO Kasus Vina Muncul, Ternyata Bukan dari Keterangan Terpidana |
---|
VIDEO Kubu Terpidana Sebut Tak Semua Aparat dalam Kasus Vina Disanksi: LPSK Temukan Pelanggaran |
---|
Video Jutek Bongso Klaim Ada Dugaan Niat Jahat dalam Sidang PK Kasus Vina, Singgung Salinan Putusan |
---|
VIDEO Iptu Rudiana Ternyata Ketakutan di Kasus Vina, Mantan Kapolda Bongkar Fakta terkait Penyidikan |
---|
VIDEO Upaya Baru Kuasa Hukum Terpidana Kasus Vina setelah PK Ditolak, Dapat Atensi Adik Prabowo |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.