Polisi Bunuh Diri
Sebelum Tewas Tertabrak Kereta, AKBP Buddy Masih Jalani Perawatan akibat Sakit Batu Empedu
AKBP Buddy masih menjalani perawatan pasca operasi batu empedu sebelum ditemukan tewas di Stasiun Jatinegara pada Sabtu (29/4/2023).
TRIBUNNEWS.COM - Kasat Narkoba Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Buddy Alfrits Towoliu, masih menjalani perawatan lantaran sakit batu empedu sebelum tewas akibat tertabrak kereta api jurusan Pasar Senen-Tegal di Jalur Kereta Api Kilometer 12+400, Stasiun Jatinegara, Jakarta Timur.
Hal ini disampaikan oleh Kasat Reskrim Polres Metro Jakarta Timur, AKBP Dhimas Prasetyo.
Dhimas menyebut riwayat penyakit getah empedu yang diderita AKBP Buddy diketahui ketika ditemukan obat-obatan untuk perawatan korban.
"Dari hasil pemeriksaan, ini (memperlihatkan slide) obat sakit, bukan obat-obatan terlarang. Karena memang beliau sedang masa perawatan karena sakit batu empedu, yang memang setelah pelaksanaan operasi."
"Obat-obatan ini dikonsumsi pasca operasi dan pasca perawatan," ujarnya dalam konferensi pers di Polres Metro Jakarta Timur, Senin (1/5/2023) yang ditayangkan di YouTube Polda Metro Jaya.
Lebih lanjut terkait isu AKBP Buddy dihubungi orang tak dikenal (OTK), AKBP Dhimas membantah hal tersebut.
Baca juga: Kronologi Tewasnya AKBP Buddy: Jalan Kaki Sendiri ke Rel Stasiun Jatinegara, Tertabrak Kereta Api
Dia mengatakan pihak yang menghubungi AKBP Buddy sebelum meninggal dunia adalah keluarga dan anak buahnya.
"Bahwa tidak ada itu telepon dari orang tak dikenal dan sebagainya," tuturnya.
AKBP Dhimas mengatakan AKBP Buddy sebelum meninggal dunia memang sempat dihubungi oleh anak buahnya dan keluarga.
"Di sini yang menelepon adalah orang yang dikenal oleh beliau, dari keluarga, anak buah beliau sebagai Kasat Narkoba. Semua sudah kami periksa kecuali istrinya yang saat ini sedang berduka," ujarnya.
Terkait hasil visum resmi dari jenazah AKBP Buddy, AKBP Dhimas mengatakan masih menunggu.
Selain visum, polisi juga akan memeriksa hasil digital forensik terhadap handphone milik AKBP Buddy.
"Kemudian waktu masa berdukanya sudah terlewati, mungkin dengan pihak keluarga korban, kita minta keterangan. Kemudian memeriksa hasil digital forensik HP milik korban secara keseluruhan," jelasnya.
Kronologi

Pada kesempatan yang sama, Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Leonardus Simarmata membeberkan kronologi tewasnya AKBP Buddy.
Leonardus mengungkapkan kronologi berawal ketika Buddy bersama sepupunya, Junaedi Towoliu bersama-sama pergi dari rumah korban menuju Polres Metro Jakarta Timur dengan menggunakan mobil pada Sabtu pagi.
Baca juga: AKBP Buddy Diisukan Dibunuh oleh Jaringan Narkoba, Kompolnas Minta Polisi Gerak Cepat Jika Benar
Ia mengatakan mobil tersebut disiapkan oleh istri Buddy.
"Tiba di Polres kurang lebih 05.45 WIB," katanya.
Leonardus mengatakan sesampainya di Polres Metro, Buddy melakukan sarapan pagi.
"Kemudian korban minum obat dari dokter pasca operasi batu empedu. Selama dalam ruangan, korban sempat berganti baju, kemeja berbaju putih."
"Mencoba tidur di ruangan istirahat, namun ternyata tidak bisa tidur. Terbangun lagi, membuka baju. Selanjutnya mengganti kaos dengan jaket hitam," bebernya.
Selanjutnya, sekira pukul 09.11 WIB, Buddy turun lift menuju pintu keluar kantor Polres Metro Jakarta Timur seorang diri.
Kemudian, kata Leonardus, pada pukul 09.21 WIB, Buddy terlihat berada di Stasiun Jatinegara menurut rekaman CCTV yang diperoleh penyidik.
"Berjalan kaki seorang diri dari arah timur. Ini masih dengan menggunakan pakaian yang sama, seorang diri," tuturnya.
Lalu, Leonardus mengungkapkan pihaknya meminta keterangan dari masinis dan asisten masinis kereta api Tegal Bahari jurusan Pasar Senen-Tegal.
Baca juga: Satpam Komplek Sebut AKBP Buddy Rajin Berolahraga, Tak Menyangka Almarhum Idap Penyakit Serius
Mereka menjelaskan kereta api yang dikendarai berada dalam kecepatan 27 kilometer/jam saat memasuki Stasiun Jatinegara
Pada saat memasuki stasiun, Leonardus mengatakan masinis melihat Buddy berdiri di pinggir tembok pembatas area rel.
Saat itulah, insiden tertabraknya Buddy tidak terelakan dan korban meninggal dunia di TKP.
"Kemudian saksi melihat korban berjalan ke rel, jalur 3 atau tempat TKP yang akan dilewati oleh kereta api. Selanjutnya, korban tertabrak dan meninggal dunia," ujarnya.
(Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)
Artikel lain terkait Polisi Bunuh Diri
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.