Minggu, 5 Oktober 2025

Virus Corona

68 Kasus Baru Omicron Adalah Pelaku Perjalanan Luar Negeri, Ini Negara-negara Asalnya

Kemenkes umumkan 68 tambahan kasus baru Omicron, seluruh pasien adalah pelaku perjalanan luar negeri. Ini negara-negara asalnya.

Penulis: Shella Latifa A
Freepik
Ilustrasi virus corona varian Omicron - Kemenkes umumkan 68 tambahan kasus baru Omicron, Jumat (31/12/2021). seluruh pasien adalah pelaku perjalanan luar negeri. Ini negara-negara asalnya. 

TRIBUNNEWS.COM - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) kembali mengumumkan update laju kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia.

Berdasarkan laporan terakhir pada Jumat (31/12/2021), terdapat 68 pasien baru Omicron.

Sehingga, kini total kasus konfirmasi Omicron mencapai 136 orang.

Adapun 68 kasus baru Omicron itu merupakan pelaku perjalanan internasional.

Baca juga: Berikut Kesiapan Tempat Tidur di Rumah Sakit dalam Hadapi Varian Omicron

11 orang di antaranya merupakan warga negara asing (WNA).

Hal itu diungkapkan oleh Juru Bicara Vaksinasi COVID-19 Kementerian Kesehatan, Siti Nadia Tarmidzi.

“Semua kasus merupakan Pelaku Perjalanan Luar Negeri, dengan asal negara kedatangan paling banyak dari Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat," tutur Nadia, dikutip dari laman pers Kemenkes, Sabtu (1/1/2022).

Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9/2021)
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual, Rabu (1/9/2021) (screenshot)

Dia menjelaskan, dari 68 pasien baru itu, ada yang bergejala ringan hingga bergejala sedang.

"Sebanyak 29 orang tidak memiliki gejala, 29 orang sakit dengan gejala ringan, 1 orang sakit dengan gejala sedang."

"Dan 9 orang lainnya tanpa keterangan," jelas dia.

Baca juga: Masker N95 Dapat Beri Perlindungan Terbaik Lawan Omicron, tapi Ahli Peringatkan Adanya Barang Palsu

Selain itu, Nadia mengatakan, data dari WHO yang membandingkan varian Omicron dengan Delta, menyebut Omicron berkemungkinan membuat peningkatan kasus menyebar secara lebih cepat.

Akan tetapi, tingkat keparahan dan risiko akibat Omicron lebih rendah dibanding Delta.

Meskipun begitu, masyarakat diminta tetap waspada pada penyebaran laju kasus Covid-19.

Nadia pun meminta masyarakat untuk menahan diri untuk tidak berpergian ke negara-negara dengan transmisi penularan Omicron yang sangat tinggi.

Baca juga: Ahli Virologi Prediksi Banyak Orang Berpotensi Terinfeksi Omicron

Seperti, Arab Saudi, Turki hingga Amerika Serikat.

“Jangan egois, harus bisa menahan diri untuk tidak bepergian dulu ke negara dengan transmisi penularan Covid-19 yang sangat tinggi seperti Arab Saudi, Turki, Uni Emirat Arab, dan Amerika Serikat."

"Kita harus bekerjasama melindungi orang terdekat kita dari tertular COVID-19. Mari kita menahan diri," tandasnya.

Mayoritas Kasus Omicron di Indonesia Tak Bergejala, Ini Kata Ahli

Diketahui, sebagian besar kasus Covid-19 varian Omicron di Indonesia tak menunjukkan gejala alias OTG.

Ketua Departemen Pulmonologi dan Kedokteran Respirasi FKUI, Prasenohadi membeberkan, hal itu dikarenakan efektivitas vaksin Covid-19 yang bekerja baik dalam tubuh seseorang.

Maka, seseorang yang sudah divaskin cenderung mampu bertahan dari varian Omicron ini.

Baca juga: 12 Pasien Omicron Indonesia Sembuh, Kini Boleh Pulang dari Wisma Atlet Usai PCR Negatif

Di satu sisi, mungkin juga vaksin tersebut membuat imunitas seseorang meningkat.

"Itu yang menyebabkan orang yang sudah divaksin bisa tahan dari virus ini. Mungkin juga imun orang tersebut meningkat."

"Memang ada beberapa kasus di luar negeri ada yang meninggal atau gejala berat."

"Tapi tidak sebanyak kasus seperti di Indonesia ketika varian Delta kemarin itu," kata Prasenohadi dalam tayangan YouTube BNPB, Kamis (30/12/2021).

Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron.
Ilustrasi Covid-19 Varian Omicron. (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Baca juga: 4.262.540 Infeksi Covid-19 di Indonesia, Kasus Aktif 4.311

Meskipun begitu, ia mengingatkan, orang yang sudah divaksin bisa terinfeksi virus Covid-19 kembali, termasuk varian Omicron.

Hal itu terjadi lantaran antibodi seseorang akan menurun seiring berjalannya waktu.

Prasenohadi menyebut, dalam varian Omicron, ada suatu masi di dalam virus tersebut yang menyebabkan seseorang bisa terinfeksi Covid-19 kembali.

Baca juga: Covid Mengamuk, CDC Imbau Masyarakat Tak Bepergian Pakai Kapal Pesiar

Untuk itu, menurut dia, salah satu jalan penting untuk menghadapi varian Omicron ini dengan pelaksanaan vaksinasi booster.

Namun, orang yang divaksin booster juga tetap bisa terinfeksi Covid-19 kembali.

"Makanya kenapa booster menjadi hal yang penting menghadapi kasus Omicron. Sepertinya dua kali vaksinasi tidak cukup dalam menghadapi Omicron."

"Pemberian booster menjadi sangat penting dalam mengatasi infeksi virus ini," kata dia.

(Tribunnews.com/Shella Latifa)

Baca berita soal virus corona lainnya

Sumber: TribunSolo.com
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved