Profil Hillary Brigitta Lasut, Politisi Nasdem yang Sebut Anggota Dewan Setara Presiden
Berikut profil Hillary Brigitta Lasut, politisi nasdem dan anggota termuda DPR yang sebut anggota dewan setara Presiden.
TRIBUNNEWS.COM - Berikut profil dari Hillary Brigitta Lasut, politisi Nasdem sekaligus anggota termuda di DPR RI.
Nama Hillary Brigitta Lasut tengah menjadi sorotan karena menyebut kedudukan anggota dewan setara dengan presiden.
Hal ini berawal dari ramainya kabar anggota Komisi VII DPR sekaligus artis Mulan Jameela tidak melakukan karantina sepulang dari liburan ke Turki.
Menurut anggota Komisi I DPR ini, tidak ada yang salah apabila anggota dewan melakukan karantina mandiri di rumah setelah tiba dari luar negeri.

Dia melihat, presiden dan juga anggota dewan memiliki kedudukan yang sama sehingga memiliki hak yang sama pula untuk melakukan karantina secara mandiri.
"Dilihat dari sudut pandang hukum, DPR itu setara presiden kalau dalam pembagian kekuasaan."
"Tidak masuk akal dan tidak etis kalau presiden karantina di Istana Bogor terus DPR RI karantina di Wisma Atlet," kata Hillary dalam keterangan tertulis, Senin (13/12/2021), dilansir Kompas.com.
Ia mengaku khawatir, apabila DPR tidak boleh melakukan karantina mandiri dapat mendiskreditkan kesetaraan lembaga, padahal DPR merupakan lembaga yang mengawasi kinerja presiden.
Baca juga: TNI AD Terima Surat Pembatalan dan Permintaan Maaf Hillary Brigitta Lasut Soal Permohonan Ajudan
Baca juga: Hillary Brigitta Akhirnya Bikin Surat Permintaan Maaf ke Jenderal TNI Dudung, Ini Isinya
Hillary menuturkan, DPR sejatinya bersifat kolektif kolegial. Artinya 575 anggota DPR, baik pimpinan DPR maupun anggota biasa, sama-sama membentuk lembaga DPR.
Ia berpendapat, tidak tepat apabila hanya pimpinan DPR yang dianggap setara dengan presiden.
Karena, menurutnya, pimpinan DPR dibedakan dari anggota hanya dalam fungsi mengatur jalannya sidang.
Sontak, pernyataan Hillary sempat menjadi sorotan.
Bahkan, Wakil Ketua DPR Muhaimin Iskandar atau Cak Imin pun menganggap pernyataannya berlebihan.
Profil Singkat Hillary Brigitta Lasut
Dikutip dari Tribunnews.com, politisi muda bernama lengkap Hillary Brigitta Lasut ini lahir di Manado, Sulawesi Utara, 22 Mei 1996.
Ia merupakan putri dari pasangan Elly Engelbert Lasut (ayah) dan Telly Tjanggulung (ibu).
Darah politik rupanya sudah mengalir di nadi Hillary, mengingat kedua orang tuanya juga dikenal sebagai politisi.
Sang ayah, Elly Engelbert Lasut merupakan Bupati Kepulauan Talaud untuk masa jabatan 2020-2025.
Sebelumnya, Elly sendiri juga pernah jadi petahana Bupati Kepualauan Talaud yang menjabat dua periode, yaitu 2004-2009 dan 2009-2012.
Sementara sang ibu, Telly Tjanggulung adalah mantan bupati di Minahasa Tenggara yang menjabat pada 2008-2013.

Hillary menghabiskan masa kecil hingga SMA-nya di Sulawesi Utara dan merantau ke Jawa semasa kuliah.
Ia tercatat sebagai lulusan S1 Fakultas Hukum di Universitas Pelita Harapan (UPH) Tangerang, Banten.
Setelah lulus S1, putri tunggal pasangan Elly dan Telly ini melanjutkan studi di Universitas Washington, mengambil jurusan Hukum Internasional.
Masuk ke Dunia Politik
Semasa sekolah, Hillary sudah aktif di berbagai organisasi, serta pernah menjadi Ketua OSIS di SMAN 1 Manado.
Setelah menyelesaikan studinya di luar negeri, ia semakin aktif di dunia politik sesudah bergabung dengan Partai Nasional Demokrat (Nasdem).
Pada 2019, Hillary terpilih jadi wakil dari Sulawesi Utara di pemilu dengan meraup suara sebanyak 70.345.
Kini, ia menjabat anggota Komisi III Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) hingga 2024 mendatang.
Di usianya yang baru pertengahan 20-an, ia menjadi anggota DPR termuda di antara para dewan lainnya.
Baca juga: Sahroni Tanggapi Hillary Brigitta Surati KSAD Minta Ajudan: Wajar Masih Gadis, Tapi . . .
Baca juga: Singkat dan Tegas, KSAD Jenderal Dudung Tolak Permintaan Anggota DPR Hillary Brigitta Lasut
Hillary pun sempai menuai sorotan karena meminta ajudan dari kalangan TNI.
Ia bahkan mengirim surat kepada Kepala Staf Angkatan Dasar (KSAD) Jenderal TNI Dudung Abdurachman untuk mendapatkan ajudan, tetapi ditolak.
Alasan Hillary meminta didampingi ajudan dari kalangan TNI adalah pekerjaannya sebagai wakil rakyat membuatnya khawatir adanya ancaman dari pihak lain.
Terlebih, ia seorang perempuan yang masih muda di tengah politik yang dinamis dan tidak tertebak.
"Kalau ditanya, jujur saya harus mengakui tidak mudah untuk menjadi seorang perempuan, berusia 20-an dan belum menikah, khususnya di dunia politik yang dinamis dan tidak tertebak," tutur Hillary.
(Tribunnews.com/Maliana/Juliah Julia, Kompas.com/Ardito Ramadhan)