Mahfud MD Sambut Baik Tawaran PGLII Jadi Mediator untuk Dialog dengan Kelompok-kelompok di Papua
Mahfud juga menggunakan kesempatan dialog ini untuk menjelaskan kebijakan pemerintah dalam menangani Papua.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Mahfud MD menyambut baik tawaran para pendeta yang merupakan pimpinan Persekutuan Gerja-gereja Lembaga Injili Indonesia (PGLII) dalam pertemuan pada Selasa (25/5/2021).
Ia juga berterima kasih bila ada yang bisa menjadi mediator karena menurutnya selama ini pemerintah memang mengundang pihak-pihak yang bisa menjadi mediator.
“Semoga bapak-bapak semua bisa menjadi mediator yang bisa diterima semua pihak disana, karena kelompok disana berbeda-beda juga.
Setelah berdialog, selalu ada yang merasa tidak terwakili dan menyatakan tidak puas.
Bila ada yang bisa menjadi mediator dan diterima berbagai pihak di Papua, akan kami libatkan dan fasilitasi," kata Mahfud dalam keterangan resmi Tim Humas Kemenko Polhukam pada Selasa (25/5/2021).
Baca juga: Tim Sepak Takraw Putri DKI Jakarta Incar Medali Emas PON Papua
Baca juga: KRI Banjarmasin-592 Kolinlamil Antar 400 Personel Pasukan Setan ke Papua
Baca juga: Polri Masih Kejar 9 Kelompok Teroris KKB di Papua, Anggotanya 150 Orang
Mahfud juga menggunakan kesempatan dialog ini untuk menjelaskan kebijakan pemerintah dalam menangani Papua.
Pendekatan yang digunakan, kata dia, adalah kesejahteraan dengan tetap membangun dialog dan penegakan hukum bagi kelompok-kelompok separatis.
Dalam dialog tersebut hadir Ketua Umum PGLII, Pendeta Ronny Mandang, Ketua Majelis Pertimbangan Pendeta Nus Reimas, dan empat pengurus lainnya.
Ronny mengatakan Gereja Kemah injil adalah terbesar di Papua, dan tersebar terutama di wilayah pedalaman dan pegunungan.
Oleh karena itu, kata dia, PGLII menawarkan kepada pemerintah untuk menjadi mediator dalam rangka berdialog dengan kelompok-kelompok di Papua.
"Kami tanggal 6 April lalu melakukan dialog dengan para pimpinan gereja-gereja disana, mereka berharap agar pemerintah membuka dialog, dan berharap kekerasan-kekerasan di Papua segera bisa berakhir," kata Ronny.
Dalam pertemuan tersebut Ketua Majelis Pembina Pendeta Nus Reimas juga menjelaskan pentingnya pendekatan kultural bagi orang Papua yang hidup dan dibesarkan dalam lingkungan yang berbeda.