Menko PMK Ungkap Potensi Kenaikan Angka Stunting Akibat Pandemi Covid-19
Muhadjir mengatakan pandemi Covid-19 turut mendorong peningkatan angka stunting di Indonesia.
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Muhadjir Effendy mengkhawatirkan peningkatan angka Stunting di Indonesia dalam beberapa waktu terakhir ini.
Muhadjir mengatakan pandemi Covid-19 turut mendorong peningkatan angka stunting di Indonesia.
"Prevalensi stuntingnya adalah 27,67 persen. Saya khawatir dengan Covid ini akan mengalami kenaikan, yang kita belum membuat proyeksi berapa angka stunting setelah Covid ini," ujar Muhadjir saat memberikan sambutan pada peluncuran buku yang disiarkan laman Youtube FKM-UI, Senin (27/7/2020).
Baca: Meski Menerima Bantuan Pemerintah, Publik Ingin Segera Kembali Bekerja
Muhadjir meyakini kenaikan angka stunting karena kurangnya perhatian terhadap masalah ini akibat pandemi Covid-19.
Menurut Muhadjir, pemerintah akan segera memberikan perhatian khusus kembali untuk menekan kembali angka stunting.
"Saya yakin pasti ada penambahan karena kita mulai abai dengan pelayanan-pelayanan dasar terutama pada masa ini. Ini yang akan kita sekarang mulai beralih memperhatikan kembali masalah stunting," kata Muhadjir.
Selain stunting, Muhadjir juga mengkhawatirkan peningkatan angka penderita Tubercolosis (TB). Muhadjir mengungkapkan sebanyak 870 ribu penduduk Indonesia itu menderita TB.
Angka kematian ibu juga masih tinggi yakni 305 kematian per 100 ribu kelahiran. Sementara angka kematian bayi 24 per 1000 kelahiran.
"Ini juga menjadi problem kita yang harus ditangani," tutur Muhadjir.
Masalah rokok serta penggunaan narkoba juga masih menjadi permasalahan di bidang kesehatan. Terutama dalam rangka meningkatkan sumber daya manusia (SDM).