Memasuki Era New Normal, Kepala BKN: Bakal Terjadi Perubahan pada Tren Pekerjaan ASN
Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana menjelaskan akan ada perubahan tren pekerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di era new normal.
TRIBUNNEWS.COM - Kepala Badan Kepegawaian Negara (BKN), Bima Haria Wibisana menjelaskan akan ada perubahan tren pekerja Aparatur Sipil Negara (ASN) di era new normal.
Menurut Bima setelah kurang lebih tiga bulan penerapan bekerja dari rumah bagi ASN akibat dampak Covid-19, sejumlah jenis jabatan atau bidang pekerjaan di lingkup ASN direncanakan akan dievaluasi kembali.
"Hal ini dilatarbelakangi adanya kebutuhan kompetensi yang harus disesuaikan dan tetap produktif di tengah kondisi birokrasi yang dipaksa serba digital saat ini," ujarnya dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews, Minggu (21/6/2020).
Bicara soal adaptif di era new normal, Bima mencontohkan soal budaya pertemuan rapat kerja atau rapat koordinasi di lingkup instansi pemerintah yang sebelumnya cukup sulit untuk dilakukan secara daring (online), tetapi dampak Covid-19 bisa mengubah kebiasaan itu.
"Pertemuan Pemerintahan termasuk Rakor atau Munas yang biasanya dapat menghabiskan anggaran besar, kini bisa berjalan jauh lebih murah melalui sistem digital."
"Ini yang kita sebut efisiensi dan harus kita akui birokrasi tidak pernah berubah dengan sendirinya secepat ini kalau bukan karena dampak Covid-19," imbuhnya.
Baca: Kepadatan CFD Perdana di Masa New Normal Dianggap Wajar, Kapolres: Warga Masih Euforia
Dengan tuntutan perubahan tersebut, Bima menjelaskan akan adanya perubahan tren pekerjaan ASN memasuki era new normal.
Tren tersebut mencakup peningkatan volume, konektivitas data kerja, terjadinya peningkatan tuntutan analisa big data, dan peningkatan transaksi dan interaksi pekerjaan secara digital.
Bahkan menurutnya terdapat soft skills yang idealnya dimiliki setiap ASN, khususnya ketika beradaptasi dengan tatanan normal baru.
"Empat unsur utama yang terdiri dari aspek information, media and technology skills, life and career skills, learning and innovation skills, dan effective communication skills," beber Bima.

Bima juga mengorelasikan antara tren pekerjaan serba digital saat ini dengan era industri 4.0 di Indonesia.
Menurutnya dengan adanya Covid-19 justru memiliki impact yang memaksa kita memasuki era 4.0.
"Gara-gara Covid-19, secara tidak langsung kita dipaksa jadi society 4.0," terangnya.
Hal ini mengakibatkan dibutuhkannya kompetensi ASN yang memadai dengan tren saat ini.
Sejak bekerja dari rumah diberlakukan bagi ASN, menurut Bima terdapat dua dampak yang saling kontra.
Di satu sisi ada ASN dengan kinerja yang begitu minim karena ternyata jenis jabatannya yang tidak relevan dilakukan lewat WFH, ditambah adanya kemampuan yang dituntut beradaptasi dengan sistem digital.
Baca: Selama WFH ASN Banyak yang Tak Produktif, Menteri Tjahjo Kumolo: Pangkas yang Tak Perlu
Namun di sisi lain ASN yang adaptif justru memiliki beban kerja yang berlebihan (overload).
Selain itu Bima juga menyinggung perihal pemberlakuan bekerja dari rumah selama ini yang menurutnya di era new normal lebih tepat didefinisikan sebagai Work From Anywhere (WFA).
Hal ini juga berkaitan dengan konsep flexible working arrangements yang mulai digaungkan baik di sektor pemerintahan maupun swasta.
Konsep ini menurut Bima menjadi cikal tren baru sistem kerja ASN ke depan.
Pada bagian akhir Bima mengajak seluruh ASN untuk melihat tatanan normal baru dari perspektif yang konstruktif.
Mulai dari memodifikasi rencana kinerja di situasi pandemi, memanfaatkan keterbukaan informasi dan pengetahuan untuk meningkatkan kompetensi, dan mau terus beradaptasi terhadap perubahan.
"Kita selalu punya ruang dan kesempatan untuk meningkatkan produktivitas," tutupnya.
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)