Kamis, 2 Oktober 2025

Virus Corona

Virus Corona Mewabah, Diaspora Indonesia: Kami Berusaha Tidak Panik Tapi Tetap Waspada

Ketua Umum Indonesia Diaspora Network China Yenny Thamrin menyatakan, perantauan Indonesia di Cina berusaha tidak panik dan tetap waspada

Editor: Adi Suhendi
Tribunnews/JEPRIMA
Ilustrasi: Petugas melakukan pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) saat penumpang pesawat tiba di terminal 3 Bandara Soekarno Hatta, Tanggerang, Banten, Rabu (22/1/2020). Kantor Kesehatan Pelabuhan kelas 1 Soekarno Hatta meningkatkan kewaspadaan dengan memasang alat pendeteksi suhu tubuh (thermal scanner) untuk mengantisipasi masuknya virus corona yang berasal dari negara China ke wilayah Indonesia. Tribunnews/Jeprima 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Indonesia Diaspora Network China Yenny Thamrin menyatakan, perantauan Indonesia di Cina berusaha tidak panik dan tetap waspada meski wabah virus corona terus memakan korban.

Tercatat hingga hari ini ada 106 orang meninggal dunia akibat virus corona.

"Memang virus corona sangat berbahaya tapi kami semua berusaha tidak panik dan terus waspada karena panik enggak membantu menyelesaikan," kata enny Thamrin saat dihubungi Tribun, Selasa (28/1/2020).

Ia menilai, otoritas Cina sampai kini terus berusaha menyelesaikan wabah virus corona jenis baru atau 2019-nCoV itu.

Terkhusus untuk mahasiswa di Wuhan, Yenny menambahkan pihak kampus dan otoritas Cina cukup memberikan perhatian.

Baca: Terungkap, Asal Virus Corona yang Mematikan, Miliki Keterkaitan Tinggi dengan Perdagangan Hewan Liar

"Pemerintah Cina maupun universitas sangat memprioritaskan mahasiswa, diprioritaskan khusus." katanya.

Ia menyayangkan banyaknya berita hoax yang dibesar-besarkan sehingga orang tua mahasiswa yang berada di Indonesia panik.

"Makanya kami mengimbau supaya orang tua jangan panik, karena anak-anak mereka semua itu aman, jadi pemerintah Cina itu pemprioritaskan mahasiswa Indonesia," ungkapnya.

Baca: Perangi Virus Corona, China Kekurangan Alat-alat Medis

Ia mengatakan, kini keadaan mahasiswa dan WNI di Kota Wuhan terpantau sehat dan aman dari virus corona.

"Mahasiswa kita paling banyak di Wuhan dan Wuhan diisolasi oleh pemerintah. Mereka tidak diperkenankan keluar kota itu juga demi kebaikan mereka mahasiswa kita, untuk WNI itu aman," kata dia.

Untuk kebutuhan logistik WNI di kota Wuhan meski menipis, ujar Yenny, kebutuhan untuk mahasiswa masih bisa terpenuhi dari KBRI Beijing, supermarket, dan kantin mahasiswa yang masih buka.

Baca: Turis Tiongkok di Manado Ini Doakan Negaranya yang Sedang Dilanda Virus Corona

"Kami dari Indonesia Diaspora, bersama Persatuan Pelajar Indonesia di Tiongkok (PPIT) juga dengan Kemlu, terus memantau setiap hari," katanya.

Ia memastikan kondisi di Wuhan terkendali, meskipun sempat kekurangan masker dan makanan, tetapi KBRI pemerintah Cina bertindak cepat sehingga semuanya tertangani dengan baik.

"Walaupun enggak bisa keluar bebas, tapi supermarket tetap di buka, kantin juga yang harusnya libur itu dibuka untuk mereka. Supplier juga dari KBRI ada dikirim. Kondisi mereka aman, terkendali, dan mereka tidak mengalami kesusahan apapun," katanya.

Pasien pertama yang sembuh dari virus corona

Pasien pertama yang sembuh dari virus corona atau 2019-nCoV diperbolehkan pulang dari Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Nanchang, Nanchang, Provinsi Jiangxi.

Pasien yang tak disebutkan namanya ini keluar dari rumah sakit pada Senin (27/1/2020).

Dikutip Tribunnews dari Xinhua, ia menjadi pasien pertama di Jiangxi yang berhasil sembuh dari virus corona.

Pria berusia 38 tahun ini, diketahui terjangkit virus corona setelah berkunjung ke Honghu, Provinsi Hubei pada 3 Januari 2020 bersama seorang temannya.

Ketika kembali ke tempat asalnya, Xingan, ia mengalami gejala-gejala termasuk demam, batuk, dan sesak napas.

Baca: KRONOLOGI Penyebaran Virus Corona hingga ke Luar China, Jumlah Kasus Mencapai Angka 4.000

Baca: Beredar Foto Hoaks Mayat Korban Virus Corona di WhatsApp, Sejumlah Orang Bergelimpangan di Jalan

Ia pun didiagnosa menderita pneumonia virus corona jenis baru alias 2019-nCoV dan dipindahkan ke rumah sakit yang ditunjuk pihak provinsi pada 23 Januari 2020.

Staf kesehatan Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Nanchang mengantar kepulangan pasien pertama yang sembuh dari virus corona di Jiangxi, China, Senin (27/1/2020).
Staf kesehatan Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Nanchang mengantar kepulangan pasien pertama yang sembuh dari virus corona di Jiangxi, China, Senin (27/1/2020). (Xinhua/Wan Xiang)

Rumah sakit tersebut adalah Rumah Sakit Afiliasi Pertama Universitas Nanchang.

Wakil Direktur Pernapasan dan Perawatan Kritis rumah sakit, Xu Fei, mengatakan kondisi pasien saat itu tengah kritis.

Namun, kondisinya semakin membaik secara signifikan setelah mendapat perawatan sesuai standar.

Empat hari dirawat di rumah sakit, ia pun diperbolehkan pulang dan dinyatakan telah sembuh sepenuhnya.

Kepulangannya tersebut mendapat ucapan selamat dari staf kesehatan rumah sakit.

Ia bahkan mendapat buket bunga.

Tiga pekerja medis di Wuhan diperbolehkan pulang dari sebuah rumah sakit setelah dinyatakan sembuh dari virus corona, Selasa (28/1/2020).
Tiga pekerja medis di Wuhan diperbolehkan pulang dari sebuah rumah sakit setelah dinyatakan sembuh dari virus corona, Selasa (28/1/2020). (Xinhua/Xiao Yijiu)

Selain pria asal Jiangxi, tiga petugas kesehatan di Wuhan juga dinyatakan sembuh dari virus corona.

Mereka diperbolehkan pulang dari sebuah rumah sakit di Wuhan pada Selasa (28/1/2020).

Data real time virus corona yang dirilis SCMP.
Data real time virus corona yang dirilis SCMP. (Tangkap layar SCMP)

Hingga Selasa malam pukul 19.20 WIB, jumlah kasus 2019-nCoV telah mencapai 4.635 kasus.

Baca: Heboh Virus Corona, Bill Gates Peringatkan sejak Lama soal Wabah Mematikan, Sebut Seperti Perang

Baca: FOTO-FOTO Kondisi Terkini Wuhan Pasca-Virus Corona Merebak dan Kota Diisolasi

Mengutip data real time SCMP, angka kematian semakin meningkat, dengan total 106 korban.

Tak hanya di China yang saat ini kasusnya telah mencapai di angka 4.000, 16 negara lainnya telah mengonfirmasi kasus 2019-nCoV.

Mengutip cuitan @PDChina, 16 negara tersebut adalah:

- China
- Thailand
- Jepang
- Korea Selatan
- Amerika Serikat
- Vietnam
- Singapura
- Malaysia
- Nepal
- Prancis
- Australia
- Kanada
- Jerman
- Kamboja

Saat ini, pemerintah China tengah berfokus untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi pasien terinfeksi virus corona.

Wuhan, yang menjadi pusat wabah 2019-nCoV, akan segera memiliki 10.000 tempat tidur di rumah sakit-rumah sakit di Wuhan.

Dilansir Xinhua, rumah sakit tersebut diperuntukkan untuk pasien terinfeksi virus corona.

Pada konferensi pers yang digelar Selasa, pejabat Komisi Kesehatan Nasional, Jiao Yahui, mengatakan pihak berwenang tengah dalam proses membangun 5.300 tempat tidur di berbagai rumah sakit di Wuhan.

Puluhan ekskavator dikerahkan untuk mengebut pengerjaan pembangunan rumah sakit untuk pasien virus corona di Wuhan. Pembangunan ini direncanakan selesai pada awal Februari 2020. Foto diambil pada Jumat (24/1/2020).
Puluhan ekskavator dikerahkan untuk mengebut pengerjaan pembangunan rumah sakit untuk pasien virus corona di Wuhan. Pembangunan ini direncanakan selesai pada awal Februari 2020. Foto diambil pada Jumat (24/1/2020). (Xinhua/Xiao Yijiu)

Ribuan tempat tidur tersebut juga diperuntukkan untuk pasien virus corona.

Tak hanya itu, 6.000 tempat tidur juga akan ditambahkan pada fase berikutnya.

Baca: Surat Kabar di Denmark Ubah Bendera China Jadi Gambar Virus Corona, Sindiran atas Wabah Wuhan?

Baca: Penjelasan Citilink soal Pesawatnya yang Akan Kembali Terbang ke China 

Wuhan saat ini sedang membangun dua rumah sakit darurat untuk pasien 2019-nCoV berkapasitas 2.000 hingga 2.300 tempat tidur.

Pembangunan fasilitas tersebut diharapkan selesai pada 2 hingga 5 Februari 2020 mendatang.

"Dengan lebih dari 10.000 tempat tidur, kamu akan memiliki kapasitas untuk menerima semua kasus (virus corona) yang dikonfirmasi dan diduga, serta pasien demam lainnya," terang Jiao.

Hingga Senin, rumah sakit di seluruh Provinsi Hubei telah menerima sebanyak 31.934 pasien demam.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved