Selasa, 30 September 2025

Jelang Purna Tugas Laode Syarif Bercerita Bagaimana KPK Mengubah Kehidupannya

Empat tahun sejak 2015 bergelud dengan lembaga antirasuah, nyatanya mengubah kehidupan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.

Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS/ILHAM RIAN
Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lima komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) 2015-2019 bakalan berakhir Desember mendatang.

Agus Rahardjo, Laode M Syarif, Saut Situmorang, dan Basaria Panjaitan akan memasuki masa purna tugas, terkecuali Alexander Marwata.

Desember nanti, pimpinan KPK baru yang diketuai Firli Bahuri bakal melanjutkan tongkat estafet lembaga pemberantasan korupsi.

Empat tahun sejak 2015 bergelut dengan lembaga antirasuah, nyatanya mengubah kehidupan Wakil Ketua KPK Laode Muhammad Syarif.

Bak seorang idola Korea Selatan, Pria asal Lemoambo, Kabupaten Muna, Provinsi Sulawesi Tenggara itu kerap kali mencari akal bagaimana ke tempat publik tanpa dikenal masyarakat.

Ia bercerita, satu waktu akan bertolak ke Yogjakarta dan mengharuskannya menumpangi pesawat.

Baca: Ahok Gelar Acara Mitoni di Bulan Ketujuh Kehamilan Puput Nastiti Devi

Agar tak dikenali banyak orang, ia bahkan mengenakan masker dan topi saat menunggu waktu masuk pesawat.

Tiba waktunya, seluruh penumpang masuk ke kabin pesawat. Pesawat yang ia tumpangi adalah Garuda Indonesia.

Saat sudah duduk, Syarif mencopot topinya dan masker. Sementara itu, dua orang di sampingnya sedang membaca koran. Beritanya berkaitan dengan KPK. Kebetulan, wajah yang terpampang adalah Syarif.

"Ketika saya duduk, tetangga kursi saya lagi baca, (terpampang dalam koran) muka saya gede banget. Jadi duh gimana ini. Kalau di Garuda itu kan depannya suka ada koran. Lagi baca suami istri itu sadar ada saya. Waduh saya jadi enggak enak," cerita Syarif kepada Tribunnews.com, Senin (28/10/2019).

Dengan berceletuk, pria yang pernah menempuh S2 Studi Hukum Lingkungan di Queensland University of Technology, Brisbane, itu menyadari rasanya menjadi seorang pelaku korup dan penjahat. Susah bergerak, atau khawatir saat bepergian.

"Saya bisa yakin sekarang bagaimana seorang penjahat," kata Syarif.

Lebih lanjut, ia mengaku ritme kerjanya juga berubah jika dibandingkan dengan karir sebelumnya.

Syarif diketahui pernah menjadi anggota Komite Lingkungan hidup IUCN. Lantaran lebih banyak berkecimpung di bidang lingkungan, ia menyadari hal tersebut kurang 'seksi' untuk diberitakan media massa.

Agar penelitian ataupun kinerjanya terpublikasi, Syarif bahkan mencari-cari wartawan. Ritme itu kemudian berbalik 180 derajat saat menjabat sebagai Wakil Ketua KPK .

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
AA

Berita Terkini

© 2025 TribunNews.com, a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
About Us Help Privacy Policy Terms of Use Contact Us Pedoman Media Siber Redaksi Info iklan